Mataram (Suara NTB) – Tempat Pembuangan Akhir Regional atau TPAR yang berada di Dusun Kebon Kongok, Lombok Barat disebutkan hanya mampu bertahan satu tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari Sampah Sedunia, di Pabrik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Kebon Kongok, Kamis, 5 Juni 2025.
Disebutkan, dua landfill sudah disiapkan pemerintah untuk mengurangi penumpukan sampah di Kebon Kongok. Sementara satu landfill baru tengah disiapkan dan akan rampung Agustus mendatang.
“Dengan tiga fasilitas ini, kita hanya bisa bertahan sampai satu tahun ke depan. Jadi tidak ada waktu buat kita untuk berleha-leha,” ujarnya.
Pemerintah daerah, baik Kota Mataram maupun Lombok Barat mesti memutar otak untuk melumat sampah-sampah yang tersisa. Kemudian mengolahnya menjadi energi yang dapat dimanfaatkan.
“Kalau tidak diolah, maka setahun lagi kita akan menghadapi situasi yang sama dengan situasi kita hadapi seminggu, dua minggu kemarin, dan kita tidak ingin kembali lagi ke situ,” ucap mantan Dubes Indonesia untuk Turki itu.
Gubernur NTB, Lalu Iqbal juga menyampaikan beberapa strateginya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Kebon Kongok. Salah satunya dengan cara mengurangi debet sampah yang disuplai. Artinya, sebisa mungkin, sampah-sampah rumah tangga sebisa mungkin diolah di dusun-dusun.
“Itu di Lombok Barat sekarang lagi melakukan eksperimen untuk menangani sampah di dusun masing-masing. Diolah menjadi pupuk. Dengan berkurangnya sampah, sehingga berkurang yang masuk ke Kebon Kongok,” tuturnya.
Sementara yang sudah ada di Kebon Kongok akan diolah menjadi energi yang bermanfaat untuk masyarakat. “Dan proses ini sudah kita mulai. Kita sudah mengirimkan sampel sampahnya ke laboratorium di Pulau Jawa untuk melihat apa kandungan sampah-sampah yang ada di Kebon Kongok ini,” pungkasnya. (sib)