spot_img
Senin, Juli 14, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK UTARATangani ‘’Bukit’’ Sampah Trawangan, BLUD Butuh Alat Berat

Tangani ‘’Bukit’’ Sampah Trawangan, BLUD Butuh Alat Berat

Tanjung (Suara NTB) – Penumpukan sampah yang membukit di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, masih belum tertangani. Pengurangan tumpukan sampah hingga saat ini masih terkendala tidak adanya alat berat, eksavator.

Kepala UPT BLUD Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara, Faturrahman Wiratmo, Jumat, 13 Juni 2025, mengaku volume produksi sampah di Gili Trawangan di luar high season berada di kisaran 12-15 ton per hari. Produksi harian tersebut mulai dapat diurai (ditangani) mencapai 10 ton per hari.

Problem terberat sampah Trawangan, menurut dia, adalah penumpukan yang sudah berlangsung lama, sejak Lombok Utara masih berada di bawah kendali Pemerintah Lombok Barat. Penumpukan tersebut perlu ditangani menggunakan alat berat karena penanganan secara manual menggunakan tenaga manusia sudah tidak dimungkinkan.

“Penanganan sampah yang menumpuk bertahun-tahun hanya bisa dilakukan dengan alat berat. Alhamdulillah, sudah ada kabar, untuk TPST Gili Trawangan akan dianggarkan alat berat,” ungkap Wiratmo.

Ia menjelaskan, dengan adanya alat berat nantinya, penanganan sampah dapat konsisten dilakukan dengan estimasi pengurangan mencapai 3 ton per hari. Di saat bersamaan, penanganan sampah harian juga dapat berjalan secara paralel.

Dalam proses penanganan sampah paralel (manual dan alat berat), UPT BLUD masih akan mengoptimalkan 23 orang tenaga, termasuk tambahan 16 orang Tenaga Harian Lepas (THL) persampahan yang diusulkan sejak Januari 2025. Kendati diakui Wiratmo, jumlah tenaga ini diklaim masih kurang untuk mengurai penumpukan dan penanganan jangka panjang.

“SDM di TPST Trawangan memang masih kurang. Karena kendala yang juga muncul adalah proses merubah sampah organik menjadi kompos memerlukan waktu yang panjang sampai 30 hari,” terangnya.

Untuk mengintervensi kendala recycle organik menjadi kompos tersebut, UPT BLUD melalui Dinas LH, akan melakukan pendekatan dengan melibatkan figur yang ahli dalam proses penguraian tersebut. Dalam hal ini, Dinas tengah menjalin komunikasi dengan penemu salah satu cairan aditif yang dapat membentuk kompos hanya dalam kurun waktu 7 hari. Jika skenario pelibatan ini berjalan, BLUD persampahan optimis volume penanganan sampah akan lebih optimal dari sebelumnya.

“Kita juga berupaya untuk menangani masalah sisa sampah plastik. Di Cirebon, sampah ini dapat diubah menjadi paving block. Untuk TPST Gili Trawangan, kita akan coba lakukan pendekatan serupa melalui kolaborasi Bank Sampah. Tinggal bagaimana memfasilitasi dukungan alat dan SDM,” pungkasnya. (ari)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO