spot_img
Sabtu, Juli 19, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURProduksi Lobster di Lotim Tembus 100 Ton Per Tahun

Produksi Lobster di Lotim Tembus 100 Ton Per Tahun

Selong (Suara NTB) – Selama kurun waktu lima tahun terakhir, produksi lobster di Kampung Lobster Kabupaten Lombok Timur (Lotim) cukup signifikan. Lotim tetap mempertahankan pasar ekspor. Rata-rata produksi lebih dari 100 ton per tahun.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim, Sumaryadi, Jumat 12 Juni 2025 menguraikan tahun 2020, dari 1.809 Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang melakukan budidaya lobster di dalam 8.438 petak atau lobang Keramba Jaring Apung (KJA) memproduksi 82.568 kilogram (kg) atau 82 ton lobster jenis mutiara dan pasir.

Tahun 2021, produksi melonjak menjadi 128 ton atau 128.902 kg dengan jumlah RTP yang sama. Perbedaanya, jumlah KJA bertambah menjadi 8.762 petak atau lubang.

Selama lima tahun terakhir, produksi paling banyak tahun 2022 yang tembus 150 ton. Produksinya meningkat karena mulai diwujudkan Kampung Lobster utamanya yang ada di Teluk Jukung yang berada di wilayah Kecamatan Jerowaru dan Keruak. ‘’Jumlah RTP memang sama, tapi KJA yang bertambah menjadi 8.838 lubang,’’ ujarnya.

Diketahui, kawasan produksi lobster juga cukup besar di perairan Teluk Ekas Kecamatan Jerowaru. Akan tetapi, tahun 2023, meski dengan jumlah RTP 1.809 anggota dan KJA sama dengan tahun 2022, namun produksi merosot tajam dengan capaian 114.190 ton. Data terakhir Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim memperlihatkan produksi tahun 2024 hanya 117.159 kg.

Program Kampung Lobster ini, katanya berakhir 2023 dan sempat diperpanjang 2024 lalu. Kini sudah tidak lagi ada program tersebut, karena pergantian penentu kebijakan di tingkat pusat. Meski begitu, karena diketahui Menteri Kelautan dan Perikanan RI masih Sakti Wahyu Trenggono, harapannya program untuk pembinaan Kampung Lobster tetap berlanjut.

‘’Saat ini tinggal  menjaga dan kembangkan lobster. Persoalan bibit dan pakan yang sempat dikeluhkan oleh pembudidaya dapat dicarikan solusi terbaik,’’ harapnya.

Soal bibit, menurut informasi dari pada PPL Kelautan di lapangan, harga Benih Bening Lobster (BBL) saat ini justru tengah anjlok. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan memang sempat mematok harga Rp 8.500 per ekor BBL. Akan tetapi sekarang merosot menjadi Rp 3 ribu per ekor.

Diduga, ketersediaan BBL informasinya cukup banyak, sehingga membuat harganya menurun. Akibatnya, mau tidak mau para pencari bibit ini menjual sesuai mekanisme pasar tersebut.

Sumaryadi mengaku, lobster ini cukup eksklusif. Masih banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi. Mulai dari pakan, bibit hingga harga jual. ‘’Harga jual lobster kabarnya sekarang hanya Rp350-500 ribu per kilogram di pasar. Para pengepul dari Jawa yang banyak datang membeli untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional,’’ ujarnya. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO