spot_img
Selasa, Juli 8, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK UTARAPetani Jagung KLU Keluhkan Lambatnya Penyerapan Hasil Produksi

Petani Jagung KLU Keluhkan Lambatnya Penyerapan Hasil Produksi

Tanjung (Suara NTB) – Petani jagung di Kabupaten Lombok Utara (KLU) tepatnya di Kecamatan Bayan, mengeluhkan lambatnya Bulog menyerap jagung hasil produksi petani. Sedikitnya 45 ton jagung yang sudah dipipil dan dikarungkan sejak sebelum lebaran Iduladha, diklaim masuk daftar tunggu pengambilan.

Seperti diungkapkan salah satu petani asal Desa Mumbulsari, I Wayan Gama, Selasa, 17 Juni 2025, mengaku bingung lantaran puluhan ton jagungnya belum diambil oleh Bulog.

Dalam sebuah video pengakuannya, Wayan Gamau mengaku bertindak selaku petani langsung, bukan pengepul. Ia menanam dan menghasilkan puluhan ton jagung dari hasil tanam pada lahan milik pribadi, dari lahan sewa, dan lahan kontrak (gadai) dari masyarakat sekitar di Desa Mumbulsari. Lahan tersebut ia kelola bersama anaknya, I Nengah Oka, berikut sang istri, I Nyoman Sutriani.

“Jagung sudah ready sejak sebelum lebaran haji,” ungkapnya.

Gama menyatakan, jagung pipil yang sudah dikeringkan mencapai 45 ton. Saat ini, jagung disimpan pada tempat penyimpanan seadanya. Muncul kekhawatirannya, karung jagung yang menumpuk di bawah standar manajemen gudang akan rusak. Pun demikian dengan jagung dalam karung, dikhawatirkan akan berjamur dan rusak.

“Dan ada juga itu yang belum di-huller (pipil) sekitar 10 ton,” imbuhnya.

Ia berharap, Bulog NTB dapat segera merespons jagung miliknya dan milik petani lain agar segera diambil. Ia tidak ingin, jagung yang sudah dikarungkan mengalami retur (pengembalian) karena alasan rusak akibat kelambanan respon dari Bulog.

Menyikapi hal tersebut, Anggota DPRD Komisi II DPRD KLU daerah Pemilihan Kecamatan Bayan, Raden Nyakradi, tegas meminta BUMN (Bulog) NTB merespons keluhan petani. Ia mengaku, sudah dua kali menerima keluhan terkait lambatnya respons Bulog.

Sementara keluhan berikutnya yang diterima, pada Selasa kemarin. Di mana, penyuplai jagung mengaku sudah meminta antrean masuk dari Rabu pekan lalu hingga Senin kemarin, namun tidak mendapat kepastian.

Politisi Golkar ini meminta, Bulog sebagai lembaga logistik kepercayaan pemerintah tidak mengabaikan setiap keluhan petani, baik petani beras maupun petani jagung KLU. Peran mereka dalam memastikan ketahanan pangan sangat besar, sehingga tidak wajar jika dihadapkan pada kendala manajemen gudang ataupun kesulitan teknis lain yang dihadapi internal Bulog. (ari)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO