KETUA Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) NTB, Reza Nurdin, menegaskan distribusi elpiji 3 kilogram (kg) bersubsidi di wilayah NTB, khususnya Pulau Lombok, masih berjalan normal dan aman. Keluhan terkait kesulitan mendapatkan gas melon di sejumlah pengecer, menurutnya, tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
“Prinsip dasar penyaluran elpiji 3 kg memang bukan di pengecer, melainkan di pangkalan resmi. Distribusi resmi hanya sampai di pangkalan yang memiliki plang atau papan nama resmi. Di situ titik distribusinya,” jelas Reza kepada Ekbis NTB, Sabtu (21/6/2025).
Ia menegaskan bahwa aturan ini bukan hal baru. Sejak lama, pangkalan resmi diwajibkan menyalurkan 90% alokasinya langsung kepada konsumen rumah tangga dan UMKM, sementara hanya 10% yang boleh disalurkan oleh pengecer kepada masyarakat.
“Jadi bukan masalah stok kosong. Penyaluran dari pangkalan tetap aman. Tapi karena mungkin demand (permintaan) sedang tinggi, terutama di Kota Mataram dan sebagian Lombok Barat, barang cepat habis di pengecer,” imbuhnya.
Reza menambahkan, lonjakan permintaan elpiji 3 kg ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti perayaan Idul Adha, banyaknya hajatan masyarakat, dan kunjungan wisatawan selama libur panjang. Meski begitu, Reza memastikan bahwa wilayah lain di NTB dalam kondisi normal, dan tidak mengalami gangguan pasokan.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, Pertamina bersama Hiswana Migas telah melakukan extra dropping atau penyaluran tambahan sejak minggu lalu di sejumlah titik di Kota Mataram dan sekitarnya.
“Extra dropping sudah dilakukan. Jadi secara pasokan kita aman. Yang perlu ditegaskan adalah mekanisme distribusinya. Masyarakat masih tetap bisa mendapatkan elpiji 3 kg di pangkalan-pangkalan resmi,” ujar Reza.
Hiswana Migas mengimbau masyarakat agar tidak panik dan membeli elpiji bersubsidi sesuai ketentuan serta langsung di pangkalan resmi. Upaya ini penting agar distribusi lebih tertib dan tepat sasaran, serta tidak menimbulkan kesan kelangkaan di lapangan akibat kekeliruan persepsi.
“Kalau beli ke pengecer, memang rawan habis cepat karena jatah pengecer terbatas. Tapi kalau ke pangkalan resmi, stok tetap tersedia. Jadi sebenarnya tidak ada masalah besar,” pungkasnya. (bul)