Mataram (Suara NTB) – Pemerintah hanya menggelontorkan bantuan subsidi upah (BSU) untuk Juni–Juli 2025 sebagai bagian dari stimulus fiskal jangka pendek. Namun, sejumlah penerima di Mataram berharap bantuan serupa bisa berlanjut di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.
Salah seorang pekerja swasta di Mataram, Liza (27), mengaku bersyukur setelah menerima BSU sebesar Rp600 ribu yang langsung cair untuk dua bulan sekaligus. Ia mengatakan bantuan tersebut sangat membantu. Menurutnya, meski jumlahnya tidak besar, tapi cukup terasa untuk meringankan beban.
“Saya pakai buat bayar kosan. Kalau bisa sih ada lagi ya ke depan, namanya juga pekerja, kadang gaji pas-pasan,” katanya.
Penerima BSU lainnya, Nova (26), juga menyambut baik bantuan yang sudah diterimanya. Ia bilang uang Rp600 ribu itu dipakai untuk belanja bulanan. Ia juga menyampaikan harapannya agar pemerintah tidak berhenti sampai di sini.
“Alhamdulillah banget sih, bantu banget. Kalau bisa mah jangan cuma dua bulan, lanjut lagi kek gitu,” ujarnya sambil tersenyum.
Sementara itu, Kementerian Keuangan melalui Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Febrio Kacaribu, menegaskan bahwa BSU hanya diberikan selama dua bulan sebagai bentuk penebalan program jangka pendek.
Stimulus ini merupakan respons atas dampak ketidakpastian ekonomi global, terutama akibat konflik militer antara Iran dan Israel. Presiden Prabowo Subianto disebut memimpin langsung rapat terbatas di Istana Merdeka pada 2 Juni lalu yang memutuskan lima skema stimulus tersebut.
Adapun stimulus pertama berupa diskon tarif transportasi dengan anggaran Rp940 miliar dari APBN, termasuk potongan tarif kereta 30 persen, pembebasan PPN 6 persen untuk tiket pesawat, dan diskon angkutan laut 50 persen. Stimulus kedua adalah diskon tarif tol 20 persen untuk 110 juta pengendara, dibiayai dari anggaran non-APBN sebesar Rp650 miliar.
Stimulus ketiga mencakup penebalan bantuan sosial senilai Rp11,93 triliun. Dalam skema ini, warga penerima kartu sembako memperoleh bantuan Rp200 ribu per bulan dan bansos beras 10 kg selama dua bulan.
Stimulus keempat adalah BSU dengan total anggaran Rp10,72 triliun yang diberikan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta. Termasuk di antaranya guru honorer di bawah Kemendikbud dan Kemenag. Masing-masing penerima memperoleh BSU Rp300 ribu per bulan yang dicairkan sekaligus untuk dua bulan.
Stimulus kelima mencakup diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 50 persen selama enam bulan untuk pekerja sektor padat karya, dengan anggaran sebesar Rp200 miliar.
Meski bersifat sementara, bantuan tersebut memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Namun suara harapan dari warga penerima agar program sejenis bisa dilanjutkan, mengindikasikan bahwa kebutuhan ekonomi masyarakat tak bisa selesai hanya dalam dua bulan. (hir)