spot_img
Sabtu, Juli 19, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANUnsa Gelar Pelatihan Pengelolaan Limbah Ternak: AL-K dan Zeolit Jadi Solusi Ramah...

Unsa Gelar Pelatihan Pengelolaan Limbah Ternak: AL-K dan Zeolit Jadi Solusi Ramah Lingkungan

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Sebagai bagian dari komitmen untuk mendorong praktik peternakan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan, Universitas Samawa (Unsa) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan bertajuk “Manajemen Pengelolaan Limbah Feses dari Ternak Ayam dan Sapi”. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Kelompok Tani Ternak (KTT) SADAK di Kelurahan Seketeng, Sumbawa Besar, pada Sabtu, 28 Juni 2025.

Pelatihan ini dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Unsa, Dr. Ir. Sudirman, S.Pt., M.Si., IPM., sekaligus dosen Program Magister Agribisnis. Ia didampingi oleh dua dosen lainnya, yaitu Asrul Hamdani, M.Si., dari Program Studi Peternakan dan Wening Kusumawardani, S.P., M.P., dari Program Studi Agroteknologi.

Program ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Kompetitif Nasional tahun 2025 yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kemendiktisaintek RI melalui Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Pelatihan dirancang sebagai solusi konkret terhadap permasalahan sanitasi dan bau menyengat di area peternakan. Peserta diperkenalkan pada teknologi pengelolaan limbah yang sederhana namun efektif, yakni cairan bioaktivator AL-K larutan berbasis mikroorganisme dan bahan alami seperti molase serta daun sirih yang disemprotkan ke feses untuk menetralkan keasaman dan menekan pembentukan gas amonia. Teknologi ini dikombinasikan dengan batu zeolit, mineral berpori tinggi yang mampu menyerap gas berbahaya, khususnya amonia (NH₃).

Kadar amonia yang tinggi berdampak buruk, mulai dari iritasi ringan pada mata dan saluran napas di level 6 ppm, hingga gangguan serius seperti sakit kepala dan kehilangan nafsu makan pada konsentrasi 40 ppm. Bahkan, pada tingkat 50 ppm, produktivitas ayam menurun drastis dan terjadi gangguan organ imun. Kombinasi AL-K dan zeolit dapat menekan kadar amonia hingga di bawah batas aman <25 ppm.

Untuk memastikan keberhasilan metode, peserta dibekali dengan alat ukur pH dan detektor gas amonia. Evaluasi melalui pre-test dan post-test juga dilakukan guna mengukur peningkatan pemahaman peserta. Sebagai bentuk dukungan, tim pelaksana menyerahkan starter kit berisi cairan AL-K, zeolit, dan alat ukur kepada peserta.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga dibantu oleh lima mahasiswa semester VI Prodi Peternakan Unsa, yaitu Aiva Safitri, Alimuddin Ramdani, Arja Bagas Saputra, Tiara Juli Anjani, dan Winda Kumalasari.

Tim Unsa menyampaikan terima kasih kepada DPPM Kemendiktisaintek RI, Rektor, dan LPPM UNSA atas dukungannya. Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun sistem peternakan yang sehat, mandiri, dan berwawasan lingkungan. (r/*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO