Mataram (Suara NTB) – Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) menjajaki peluang kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna menghitung dampak ekonomi dari penyelenggaraan event-event besar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Audiensi yang digelar pada Rabu, 2 Juli 2025. di Kantor BPS NTB ini dipimpin oleh Kepala BPS NTB, Dr. Wahyudin, MM. Dalam sambutannya, Wahyudin memaparkan data pertumbuhan ekonomi NTB dalam beberapa tahun terakhir, serta menekankan peran penting event berskala nasional dan internasional—termasuk Pertamina Grand Prix of Indonesia—dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Sejak kehadiran Pertamina Grand Prix of Indonesia di Mandalika, kami mencatat pertumbuhan signifikan di berbagai sektor seperti pariwisata, perhotelan, UMKM, hingga transportasi. Ini menjadi bukti bahwa event besar berdampak nyata bagi masyarakat NTB,” ujar Wahyudin.
Audiensi ini dihadiri jajaran pimpinan MGPA dan ITDC, antara lain Direktur Utama MGPA Priandhi Satria, Wakil Direktur Utama MGPA Samsul Purba, VP Motorsport MGPA Donny Mahardjono, serta Head of Operation & Services The Mandalika ITDC, Pari Wijaya.
Pertemuan ini bertujuan menyamakan persepsi antarlembaga mengenai kontribusi event-event di Mandalika terhadap ekonomi daerah, serta membuka peluang kolaborasi strategis ke depan.
“Kami berharap pada 2025, MGPA dan ITDC dapat menjalin kerja sama lebih erat dengan berbagai lembaga, termasuk Bappenas, dengan dukungan data dari BPS. Data ini sangat penting untuk perencanaan jangka panjang dan pengambilan keputusan berbasis bukti,” kata Priandhi Satria.
Dalam sesi diskusi, Priandhi juga memaparkan dampak ekonomi yang ditimbulkan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 dan event lainnya, termasuk peningkatan jumlah wisatawan, tingkat okupansi hotel, pergerakan UMKM lokal, serta aktivitas ekonomi di sekitar The Mandalika.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama MGPA, Samsul Purba, menyoroti pentingnya penyamaan metodologi penghitungan dampak ekonomi agar data yang dihasilkan benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan.
“Kolaborasi dengan BPS penting agar data yang disajikan bisa digunakan sebagai dasar perencanaan yang akurat,” ujarnya.
Dari sisi ITDC, Head of Operation & Services The Mandalika, Pari Wijaya, menekankan pentingnya langkah-langkah teknis untuk memaksimalkan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal.
“Fokus kami adalah mendorong pengembangan kawasan pariwisata di selatan NTB dan menarik investor ke KEK Mandalika,” ujarnya.
Audiensi ini dinilai sebagai langkah awal membangun sinergi lintas lembaga dan menciptakan landasan data yang kuat guna mendukung kebijakan dan pengembangan kawasan Mandalika sebagai destinasi sport tourism kelas dunia.
“Kolaborasi antara MGPA, ITDC, dan BPS bukan hanya soal data, tapi tentang menyiapkan fondasi kuat menyambut Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025. Semangat kebersamaan ini perlu terus dijaga agar dampak positifnya benar-benar dirasakan masyarakat luas,” tutup Priandhi. (bul)