Mataram (Suara NTB) – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Partai Golkar Kota Mataram, suhu politik internal partai mulai memanas. Hal ini dipicu oleh munculnya sejumlah kader potensial yang menyatakan kesiapan untuk maju sebagai calon Ketua DPD II Golkar Kota Mataram.
Sejumlah nama yang mulai mencuat dan dinilai memiliki peluang kuat antara lain Ketua DPRD Kota Mataram Abdul Malik, H. Edy Sofian, H. Didi Sumardi dan Rino Rinaldi. Mereka digadang-gadang sebagai tokoh yang siap memimpin Partai Golkar Kota Mataram ke depan.
Langkah politik ini muncul setelah Wakil Wali Kota Mataram, TGH. Mujiburrahman, secara resmi menyatakan tidak akan maju kembali sebagai Ketua DPD II Golkar Kota Mataram untuk periode berikutnya. Hal ini membuka peluang besar bagi kader lain untuk tampil dalam kontestasi Musda mendatang.
Merespons dinamika yang berkembang, Pengurus DPD I Golkar NTB memberikan tanggapan positif. Hamdan Kasim, salah satu tokoh senior DPD I, menilai bahwa banyaknya kader yang tampil merupakan bukti kuat bahwa Golkar memiliki sumber daya manusia yang mumpuni.
“DPD Golkar Kota Mataram memiliki stok kader yang sangat banyak, mumpuni, berpengalaman, dan senior. Mulai dari Pak Mujib, Didi Sumardi, Edy Sopyan, Malik, juga Pak Firadz,” ujar Hamdan Kasim, yang juga Ketua Fraksi Golkar DPRD NTB.
Hamdan menegaskan bahwa Partai Golkar adalah partai yang terbuka dan demokratis. Semua kader memiliki kesempatan yang sama untuk maju sebagai calon ketua, selama memenuhi persyaratan, termasuk dukungan minimal 30 persen suara dari pemilik hak suara. “Sepanjang mencukupi minimal 30 persen dukungan suara, ya why not,” katanya.
Hamdan Kasim juga menyampaikan beberapa kriteria ideal yang harus dimiliki oleh Ketua DPD II Golkar Kota Mataram ke depan:
- Terbuka terhadap perbedaan, karena masyarakat Kota Mataram sangat heterogen.
- Pro terhadap kepentingan rakyat, agar Golkar tetap relevan di tengah masyarakat.
- Memiliki basis massa riil, yang mengakar kuat di tingkat bawah.
Saat ditanya mengenai siapa yang paling memenuhi kriteria tersebut, Hamdan memilih untuk tidak menyebutkan satu nama pun secara spesifik.
“Biar pemilik suara yang jawab, karena saya percaya mereka lebih paham dan cerdas,” tutupnya sambil tersenyum. (ndi)

