spot_img
Sabtu, November 15, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWAProgram Pengembangan Sapi, Sumbawa Jajaki Kerja Sama dengan Jepang

Program Pengembangan Sapi, Sumbawa Jajaki Kerja Sama dengan Jepang

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemkab Sumbawa tengah menjajaki kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk proyek investasi di sektor peternakan sapi terintegrasi.

Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, saat menerima JICA pada Rabu, 24 September 2025, mengatakan Sumbawa merupakan kabupaten dengan lahan terluas di NTB dan menyimpan potensi besar untuk pengembangan peternakan sapi. Namun, tantangan utama masih pada keterbatasan pakan, air, serta sarana pendukung modern.

“Masyarakat biasa umumnya hanya mampu memelihara 3–4 ekor sapi karena keterbatasan lahan dan pakan, sebagian besar lahan telah digunakan untuk menanam jagung,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pemerintah pun saat ini sudah menyiapkan lahan di Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) di Kecamatan Labangka. Bahkan kawasan tersebut sengaja disiapkan untuk program peternakan berkelanjutan dengan sistem manajemen modern.

“Kami punya lahan luas dan tenaga kerja yang banyak. Jika ada integrasi manajemen modern dengan dukungan Jepang, kami optimis Sumbawa bisa jadi pusat suplai daging sapi nasional,” ucapnya.

Pemerintah pun saat ini lanjut Jarot tengah mengusulkan pembangunan Bendungan Labangka dengan anggaran sekitar Rp2,1 triliun. Proyek ini dinilai krusial untuk mendukung irigasi pertanian dan keberlanjutan peternakan.

“Jadi, untuk bendungan tersebut sudah kita usulkan ke pemerintah pusat dengan harapan bisa direalisasikan. Namun informasi terbaru dari pusat masih menunggu prioritas pendanaan,” tambahnya.

Jarot turut menyebutkan, ada beberapa kendala utama yang dihadapi peternak sapi saat ini, seperti penurunan minat petani akibat sulitnya mencari pakan dan nilai jual sapi yang kurang sebanding. Selain itu, akses pasar terbatas, sapi lebih banyak dijual secara lokal, dan populasi ternak cenderung menurun meski lahan luas.

“Harga daging sapi saat ini cenderung tidak stabil dan belum ada fasilitas cool storage dan pengemasan modern, sehingga menurunkan minat para peternak,” timpalnya.

Sementara itu, perwakilan JICA dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa proyek ini adalah bagian dari 85 proyek kerjasama Jepang di Indonesia, dengan peternakan sapi sebagai proyek ke-9. Ada 2.000 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia, separuhnya di sektor manufaktur, terutama otomotif.

“Kami membawa empat perusahaan Jepang, ditambah sebelas perusahaan besar lainnya yang tertarik pada tema peternakan. Kami ingin berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan Indonesia,” ujar perwakilan JICA.

Salah satu perusahaan yang hadir, PT Takakita, memaparkan inovasi teknologi pengolahan pakan. Mereka menawarkan mesin berbasis traktor yang mampu memanfaatkan tongkol jagung sebagai pakan ternak, solusi tepat mengingat jagung menjadi komoditas utama di Sumbawa. (ils)

IKLAN







RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO