Mataram (Suara NTB) – Penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, diproyeksi tidak mempengaruhi peningkatan pajak hotel di Mataram. Pasalnya, okupansi hotel relatif masih rendah.
Kepala Bidang Pelayanan, Penyuluhan, dan Penagihan Badan Keuangan Daerah Kota Mataram, Ahmad Amrin mengaku tidak memiliki harapan banyak terhadap penyelenggaraan MotoGP tahun ini. Pasalnya, tingkat hunian hotel relatif masih rendah. Kondisi berbanding terbalik dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, sehingga tidak mempengaruhi peningkatan pajak hotel. “Tidak ada harapan kalau dari sisi pajak hotel,” kata Amrin dikonfirmasi kemarin.
Sejak awal lanjut Amrin, PHRI NTB, juga tidak memiliki data pemesanan hotel. Rendahnya okupansi diperkirakan balap motor kelas dunia tersebut, telah melahirkan pemenang. “Seperti kata pengamatan hanya balapan kosong, karena sudah diketahui siapa pemenangnya untuk naik podium,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya tetap akan mengecek dan mengawasi tingkat hunian hotel pada Rabu-Minggu, 1 Oktober 2025 – 5 Oktober 2025. Saat itu, pembalap, kru, dan penonton mulai berdatangan.
Amrin menyebutkan, realisasi pajak hotel baru mencapai Rp19 miliar lebih atau 64 persen dari target Rp30 miliar. Berbeda halnya, progres pajak restoran telah mencapai 80 persen lebih. Pajak restoran diprediksi akan melampui target. “Kalau hotel baru Rp19 miliar dari target Rp30 miliar,” sebutnya.
Kondis sosial dan ekonomi masyarakat diharapkan segera pulih. Disamping itu, kondusifitas wilayah juga diharapkan tetap terjaga. Pajak daerah sangat tergantung dari harapan pasar. Semakin menggeliatnya ekonomi di tengah masyarakat, maka pajak daerah akan tumbuh dan bergeliat.
“Harapannya situasi sosial ekonomi segera pulih, karena pajak daerah harapannya sama seperti harapan pasar,” demikian kata dia. (cem)
