spot_img
Selasa, November 11, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEMantar , ‘’Negeri di Atas Awan’’ yang Mendunia, Sentuhan AMMAN, Bangkitkan Warisan...

Mantar , ‘’Negeri di Atas Awan’’ yang Mendunia, Sentuhan AMMAN, Bangkitkan Warisan Budaya Leluhur dari Tenun

‘’Negeri di Atas Awan’’. Demikian julukan yang disematkan kepada Desa Mantar, sebuah desa terpencil di Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).  Sebutan ‘’Negeri di Atas Awan’’ dilatari dari posisi Desa Mantar berada di atas bukit dengan ketinggian 685 mdpl. Desa dengan segundang pesona itu ditetapkan Pemerintah KSB  sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di kabupaten terkaya di NTB itu.

MANTAR dengan posisi di ketinggian 685 mdpl, menyuguhkan pemandangan alam yang sangat menakjubkan.  Dari desa ini, di pagi hari, indahnya sunrise memanjakan mata. Kokohnya Gunung Rinjani diselimuti awan tipis, mengundang decak kagum setiap pengunjung yang menyaksikannya. Ada juga pemandangan hilir mudik kapal-kapal yang melayani penyeberangan lintas Pototano-Kayangan, menjadi pelengkap indahnya pemandangan dari ‘’Negeri di Atas Awan’’ .

Pesona Mantar sudah lengkap sebagai syarat menjadi destinasi wisata. Terpilihnya desa dengan penduduk 10.226 jiwa (Sensus tahun 2020), sebagai lokasi pelaksanaan Olahraga Paralayang dunia, melengkapi desa ini sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi. Desa Mantar sudah mendunia.

Sebagai destinasi wisata unggulan yang mendunia, Desa Mantar terus  berbenah. Melengkapi sarana dan kebutuhan pendukung sebagai ikon destinasi wisata KSB terus diupayakan.  Namun disadari, untuk pemenuhan sarana pendukung secara cepat dan paripurna, tentu tidak mudah.  Membutuhkan anggaran yang tidak kecil.  Bahkan jika hanya mengandalkan dukungan pemerintah. Apalagi di tengah kebijakan pemerintah yang sedang melakukan efisiensi anggaran. Tentu tidak mudah mewujudkannya. Peran berbagai pihak, termasuk swasta sangat dibutuhkan.

Seperti hadirnya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).  AMMAN melalui Program PPMnya, menjadi salah satu pemantik terpenuhinya sebagian ‘’modal’’ yang dibutuhkan Mantar dalam menata diri sebagai destinasi wisata.

Aji Suryanto, Sr, Manager Social Impact AMMAN mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, AMMAN  terus menyasar berbagai aktivitas ekonomi masyarakat KSB. Kehadiran Program PPM AMMAN, tak sekadar menyasar kegiatan ekonomi kekinian. Hal yang bersifat kebudayaan pun digali untuk kemudian digiatkan kembali sebagai bentuk usaha baru di masyarakat.

Langkah AMMAN menggali budaya leluhur ini melengkapi ‘’modal’’ yang dibutuhkan Mantar sebagai destinasi wisata potensial. Program PMM AMMAN di desa ini dihadirkan melalui ‘’Mantar Berseri’’. Sebuah kelompok tenun yang dikelola oleh anak-anak muda.

AMMAN berpandangan sebagai sebuah aktivitas ekonomi di zaman lampau, kegiatan menenun di masyarakat Mantar sudah mulai luntur karena tidak lagi digeluti oleh generasi penerusnya. ‘’Mantar ini adalah desa budaya dan salah satu elemennya adalah menenun. Tapi itu perlahan mulai hilang. Makanya kita berinisiatif  melalui program PPM melakukan pendampingan,” katanya.

Aji Suryanto menjelaskan, kelompok Tenun Mantar Berseri terbentuk sejak awal tahun 2023 lalu. Mengacu pada roadmap PPM AMMAN, unit usaha skala kecil yang fokus pada pengembangan tenun khas Mantar, mendapatkan pendampingan selama 3 tahun hingga mencapai aspek keberlanjutan.

Meski masih seumur jagung, Mantar Berseri sudah mampu unjuk gigi. Akhir tahun 2023 lalu, kelompok beranggotakan 16 pemudi ini telah berhasil menggelar pameran perdananya yang turut disaksikan oleh Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI waktu itu.

Pendampingan AMMAN pada kelompok tenun Desa Mantar bukanlah pihak yang pertama. Aji Suryanto menyebut, sejumlah pihak sudah pernah terjun dan kehadiran AMMAN sejak tahun 2023 lalu kemudian menghimpun semua aspek pendampingan mulai dari hulu hingga hilir. ‘’Ini kolaborasi AMMAN dalam melanjutkan program yang sudah ada. Tapi pendampingan itu parsial. Nah kami ini merangkum semuanya, istilahnya pendampingan holistik agar nanti kelompok ini bisa berkelanjutan,’’ urainya.

Mendampingi kelompok  ‘’Tenun Mantar Beseri’’ selama ini, AMMAN memang totalitas. Di awal saja AMMAN memulainya dengan melakukan riset antropologi untuk memahami sejarah tenun Mantar dan perajinnya. Kemudian membentuk kelompok dan kelembagaan, menggelar peningkatan kapasitas teknis menenun, preservasi motif tenun Mantar dan diversifikasi produk melalui pengembangan produk turunan. Tak luput juga pendampingan pada sisi manajemen usaha dan kewirausahaan hingga cara komersialisasi produk tenun (pemasaran dan penjualan) kepada para anggota kelompok tenun Mantar Berseri turut dilaksanakan.

Tidak sampai di situ AMMAN juga menggandeng DiTenun sebagai mitra pelaksana program. DiTenun (Digital Tenun Nusantara) sendiri adalah start up yang berfokus pada penciptaan motif tenun digital lewat aplikasi berbasis AI (kecerdasan buatan). Intervensi (sentuhan) AMMAN itu terlihat dengan jelas hasilnya. Kini kelompok ‘’Tenun Mantar Berseri’’ secara struktur keorganisasian sudah terhitung mapan.

Sri Devi selaku Ketua Kelompok ‘’Tenun Mantar Beseri’’ menjelaskan, pembinaan yang diperolehnya dari pendampingan AMMAN itu sudah dirasakan oleh para anggotanya. Tidak saja dalam hal pengetahuan menenun, tetapi juga keterampilan manajemen bisnis dan pemasaran hasil tenunan itu sendiri.

‘’Kalau pengetahuan menenun kami dibekali dengan keahlian menggunakan peralatan tenun mulai dari gedogan, ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), keterampilan digitalisasi tenun hingga mengasah keterampilan kami mencipta motif tenunan baru selain motif-motif yang sudah ada turun-temurun,” paparnya seraya menyebut telah banyak motif baru yang dikreasikan para anggotanya.

‘’Sudah ada 11 motif yang kami buat dengan kreasi sendiri. Motif-motif itu kami terinspirasi dari kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar,’’ sambung Sri Devi.

Dari sisi usaha Sri Devi mengungkapkan, kelompoknya pun sudah bisa menghasilkan. Terbilang saat ini omzet kelompok tenun Mantar Berseri sudah mencapai Rp120 juta. Pendapatan itu dari hasil penjualan aneka produknya mulai dari kain tenun dan produk-produk turunan berupa cinderamata bermotif tenun Mantar. Seperti mug, kaos, tumbler serta pernak pernik merchandise lainnya.

Sri Devi berharap, AMMAN akan terus membantu kelompoknya hingga mandiri. Selain pelatihan lanjutan, diharapkan ada bantuan modernisasi alat produksi karena selama ini hanya mengandalkan ATBM dengan kapasitas produksi yang terbatas.

‘’Semula kami tidak mau tahu dan cenderung mengabaikan warisan budaya yang ada di desa kami. Hadirnya AMMAN membuka mata kami akan pentingnya pelestarian budaya. Dan kami senang karena kegiatan kami ini juga sekaligus menghasilkan,” imbuhnya.

Apa yang dilakukan AMMAN terhadap kelompok ‘’Tenun Mantar Berseri’’ ini sesuai dengan visi yang ingin dicapainya. Yakni menciptakan warisan terbaik melalui beragam inisiatif berkelanjutan yang tertuang dalam Program PPM. Inisiatif itu mencakup pengembangan kapasitas masyarakat, agar dapat memaksimalkan kesejahteraan dan potensi sumber daya manusia dan wilayah KSB.

Atas dedikasinya membangkitnya budaya tenun di Desa Mantar, AMMAN berhasil meraih penghargaan Subroto 2024. Sebuah penghargaan bergengsi di bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Mineral Terinovatif kategori Sosial dan Budaya pada Kamis (10/10/2024) di Jakarta. Ajang penghargaan tertinggi sektor energi dan sumber daya mineral ini diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang setiap tahun.

Sentuhan AMMAN melalui program PMMnya diapresiasi Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Barat, Kaharuddin Umar. Kaharuddin  memandang, implementasi pelaksanaan CSR atau  Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) AMMAN sudah sangat baik.

Kaharuddin mengapresiasi kegiatan CSR PT AMNT seperti pemberdayaan masyarakat termasuk kegiatan lainnya yang  telah menyentuh beberapa kebutuhan dasar masyarakat. Seperti pendidikan dan kesehatan. ‘’Program beasiswa AMMAN dan kerja sama pengentasan stunting dengan pemerintah perlu dilanjutkan. Tapi kembali intinya harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak termasuk kami di DPRD ini,’’ harapnya. (bug)

IKLAN











RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO