Dompu (Suara NTB) – Pembangunan kantor Camat Manggelewa terkesan molor dibandingkan dengan Pembangunan kantor Camat Woja yang sama-sama memiliki anggaran Rp4,5 miliar. Tanah liat di area kantor Camat Manggelewa mengharuskan kontraktor mengganti jenis tanah di area pembangunan dan sistem fondasi dengan cakar ayam berlapis, menyebabkan pembangunan kantor Camat Manggelewa terkesan molor.
Camat Manggelewa, Syaiful Arif, S.Pd., kepada Suara NTB mengungkapkan, pembangunan kantor Camat Manggelewa berbeda dengan kantor Camat Woja. Secara kondisi tanah dan struktur pondasinya berbeda. Kendati gambar dan alokasi anggarannya sama sebesar Rp4,5 miliar.
“Kalau kantor Camat Woja, fondasinya pendek saja. Kantor Camat Manggelewa, kontraktor harus mengeluarkan tanah aslinya diganti dengan tanah baru. Karena kondisi tanah di Manggelewa ini, tanah liat. Ketika musim hujan, tanahnya seperti karet. Tapi ketika musim kemarau, tanahnya pecah dan itu merusak bangunan kalau salah konstruksinya,” ungkap Syaiful Arif.
Karena harus mengganti jenis tanahnya, fondasi dengan sistem cakar ayam pun dibuat cukup dalam. Slof pada pondasi bangunan pun dibuat menjadi dua lapis. Karena jenis fondasi dan kondisi tanah yang berbeda, ukuran kantor Camat Manggelewa dan kantor Camat Woja juga berbeda. Kantor Camat Woja ukurannya 15 x 25 meter dengan bangunan dua lantai. Sementara kantor Camat Manggelewa ukurannya 13 x 25 meter dengan bangunan dua lantai.
“Sekarang pekerjaan sedang persiapan untuk pengecoran lantai dua. Setelah itu akan dikejar pengecoran tiang lantai dua hingga atas. Ketika atas rampung dikerjakan, pekerjaan tidak akan terhalang lagi oleh hujan,” jelasnya.
Kabag Pembangunan Setda Dompu, Muh Susatio, S.T., yang dihubungi terpisah juga membenarkan kondisi kemajuan proyek kantor Camat Manggelewa. Ia pun meyakinkan, hasil pengawasan pihaknya di lapangan masih sesuai perkiraan kemajuan pekerjaan dengan kontraknya. “Insyaallah sebelum akhir tahun akan tuntas. Kalau sudah atap, pekerjaan bisa kejar,” katanya. (ula)
