Mataram (Suara NTB) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat peningkatan signifikan pada luas panen dan produksi padi tahun 2025. Kenaikan terjadi pada seluruh parameter, mulai dari luas panen, produksi gabah hingga beras. Namun, berbeda dengan komoditas padi, produksi jagung di NTB justru diprediksi sedikit menurun meski luas panen bertambah.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, mengungkapkan luas panen padi pada 2025 diperkirakan mencapai 322,50 ribu hektare.
Angka ini meningkat sebesar 40,79 ribu hektare atau 14,48 persen dibandingkan luas panen pada 2024 sebesar 281,72 ribu hektare. Peningkatan luas panen ini menunjukkan potensi penguatan sektor pertanian padi di daerah tersebut.
Menurut Wahyudin, produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) pada 2025 diperkirakan mencapai 2,04 juta ton. Jumlah ini meningkat sebesar 291,63 ribu ton atau 16,65 persen dibandingkan produksi GKP tahun 2024 yang sebesar 1,75 juta ton. Kenaikan ini dinilai sebagai hasil dari perluasan lahan dan optimalisasi budidaya padi di NTB.
Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) turut mengalami kenaikan signifikan. Pada 2025, produksi GKG diperkirakan mencapai 1,70 juta ton, naik sebanyak 242,04 ribu ton atau 16,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 1,45 juta ton GKG.
Hal ini menunjukkan kualitas hasil panen yang lebih optimal dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, lanjut Wahyudin, produksi beras untuk konsumsi penduduk NTB juga mengalami kenaikan.
BPS NTB mencatat produksi beras pada 2025 diperkirakan mencapai 965,64 ribu ton. Angka ini bertambah 137,86 ribu ton atau 16,65 persen dari produksi tahun 2024 yang sebesar 827,79 ribu ton. Dengan produksi beras yang meningkat, NTB berpotensi memperkuat ketahanan pangan daerah.
Pada komoditas jagung, BPS NTB memperkirakan luas panen jagung pipilan tahun 2025 mencapai 176,05 ribu hektare. Angka ini meningkat 2,29 ribu hektare atau 1,32 persen dibandingkan luas panen 2024 yang sebesar 173,76 ribu hektare. (bul)

