Giri Menang (suarantb.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat memulai skrining massal Tuberculosis (TBC) menggunakan metode Rontgen Chest X-Ray (CXR) dan Tes Cepat Molekular (TCM) bagi seluruh warga binaan. Langkah masif ini merupakan bagian dari program nasional Active Case Finding (ACF) TBC 2025 yang bertujuan mendeteksi dini dan mencegah penularan penyakit di lingkungan lapas.
Kepala Lapas Kelas IIA Lombok Barat, M. Fadli, menjelaskan bahwa program ini menargetkan 1.910 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) hingga 15 November 2025.
“Kami menggunakan unit Chest X-Ray mobile dari PT. Cito Putra Utama. Setelah rontgen, semua WBP akan menjalani Tes Cepat Molekular (TCM) atau tes dahak yang dikoordinasikan oleh tim Puskesmas Kuripan untuk memastikan deteksi yang lebih akurat,” jelas Fadli saat memantau kegiatan, Senin (3/11/2025).
Deteksi Ganda untuk Penanganan Cepat
Fadli menekankan pentingnya pemeriksaan ganda (CXR dan TCM) agar seluruh potensi kasus dapat terdeteksi secara komprehensif. Pada hari pertama pelaksanaan, sebanyak 200 WBP telah menjalani pemeriksaan awal.
“Dengan pemeriksaan berlapis ini, kami berharap semua potensi kasus dapat terdeteksi lebih dini dan penanganannya bisa segera dilakukan sesuai protokol Kementerian Kesehatan,” tambahnya.
Kegiatan ini melibatkan sinergi lintas sektor, termasuk dukungan dari Public Health Tuberculosis Center (PHTC) Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Puskesmas Kuripan, dan PT. Cito Putra Utama.
Pelaksanaan skrining massal ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI dengan Kementerian Kesehatan RI dalam mendukung target Eliminasi TBC tahun 2030 di seluruh Indonesia. (r)
