spot_img
Selasa, Desember 23, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIDampak KEK Mandalika, Penerimaan Pajak Meningkat

Dampak KEK Mandalika, Penerimaan Pajak Meningkat

Mataram (suarantb.com) – Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika memberikan dampak nyata terhadap peningkatan penerimaan pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Praya yang membawahi wilayah Lombok Tengah tercatat mengalami pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 8 persen dibandingkan tahun lalu, di tengah tren perlambatan yang dialami sejumlah KPP lainnya di wilayah Nusa Tenggara.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Nusa Tenggara (Nusra), Samon Jaya, menyebut pertumbuhan positif tersebut tidak lepas dari aktivitas ekonomi yang semakin menggeliat di kawasan Mandalika.

“Salah satunya karena Mandalika. Kita lihat transaksi atas tanah dan bangunan meningkat, kemudian tingkat hunian hotel juga luar biasa. Dampaknya langsung terlihat pada penerimaan pajak. Luar biasa pemerintah membuat KEK-KEK di mana-mana, salah satunya di NTB,” kata Samon.

Menurutnya, geliat ekonomi Mandalika kini sejajar dengan kawasan wisata unggulan lain di NTB, seperti Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Bahkan, transaksi di kawasan wisata tersebut disebut mencapai nilai triliunan rupiah per tahun.

“Kalau kita lihat Mandalika dengan tiga gili itu sudah hampir setara. Di media disebutkan transaksi di kawasan gili bisa mencapai sekitar Rp7 triliun per tahun. Mandalika arahnya ke sana,” jelasnya.

Samon mengungkapkan, hingga saat ini tingkat pencapaian penerimaan pajak KPP Praya sudah mendekati 94 persen dari target, dengan pertumbuhan tahunan tetap positif. Kondisi ini berbeda dengan sejumlah KPP lain di wilayah Nusra yang masih mengalami kontraksi.

“Di saat KPP lain rata-rata minus, KPP Praya justru tumbuh 8 persen dari Desember 2024 dengan Desember 2025. Ini satu-satunya yang positif, dan ini tidak lepas dari peranan KEK Mandalika,” tegasnya.

Ia menambahkan, sumber penerimaan pajak dari kawasan Mandalika berasal dari berbagai sektor, terutama perhotelan, properti, dan investasi. Tingginya tingkat kunjungan wisata berdampak langsung pada okupansi hotel, sementara transaksi jual beli vila dan hotel dengan nilai tinggi turut mendongkrak setoran pajak.

“Hotel jelas terkait kunjungan wisata. Lalu transaksi properti juga meningkat. Bahkan ada vila yang dijual dengan harga miliaran rupiah per unit,” ungkap Samon.

Meski demikian, Samon menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya melihat pertumbuhan dari sisi angka nominal, tetapi juga terus mendorong kepatuhan formal wajib pajak, seperti pendaftaran dan pelaporan pajak.

“Kita bicara pakai angka. Berapa yang sudah terdaftar, berapa yang sudah melapor. Itu indikator yang bisa diukur secara jelas,” katanya.

Samon pun berharap peran media dapat terus mengangkat perkembangan positif tersebut, agar kepercayaan investor dan pelaku usaha terhadap iklim ekonomi NTB, khususnya Mandalika, semakin meningkat.

“Beritakan yang positif. Kalau ada yang kurang, arahkan ke solusi. Karena investasi di Mandalika ini sedang bergerak dan memberi dampak nyata,” pungkasnya. (bul)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -











VIDEO