Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sumbawa, mencatat sedikitnya ada sekitar 20 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) yang terjadi selama semester pertama 2024 satu diantaranya dinyatakan positif rabies. “Status kita masih kejadian luar biasa (KLB) rabies, memang kita masih kesulitan melakukan vaksinasi terhadap HPR ini karena petugas kita yang terbatas,” kata Kadis DPKH Sumbawa, H. Junaidi kepada Suara NTB, Rabu 19 juni 2024. Kendati banyak kasus gigitan lanjutnya, tetapi semuanya sudah tertangani dengan baik.
Dirinya bersyukur tidak ada korban hingga fatalitas tinggi (kematian) akibat gigitan ini karena tetap akan dipantau dalam rentan waktu 14 hari setelah terjadi gigitan. “Memang angka kasus gigitan HPR ini cukup tinggi, karena setiap ada kejadian harus dilaporkan meski belum dinyatakan positif rabies,” ucapnya. Pemerintah juga terus memberikan atensi khusus terhadap persoalan ini terutama kaitannya dengan penanganan HPR tersebut. Apalagi ketersediaan vaksin saat ini masih mencukupi untuk penanganan lanjutan. “Vaksin kita masih cukup banyak, tetapi kita masih belum bisa melakukan pelayanan vaksinasi HPR dan eliminasi karena anggaran yang terbatas khusus untuk petugas,” sebutnya. Bahkan berdasarkan data lanjut H.
Jun, jumlah HPR yang tidak bertuan di Sumbawa mencapai 45 persen sehingga HPR ini yang berpotensi menularkan rabies. HPR (anjing) yang tidak berkepemilikan inilah yang menjadi kendala dalam menekan kasus rabies.”Kita sangat kesulitan melakukan pelayanan vaksinasi HPR ini karena banyak HPR yang tidak bertuan,” ucapnya. Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kontak langsung dengan anjing. Jika ada anjing yang diprediksi menebar virus rabies agar diinformasikan dengan cepat sehingga bisa langsung ditangani dan di eliminasi sebelum muncul korban.
“Vaksin yang ready saat ini masih cukup dan akan terus kita tambah untuk memberikan rasa nyaman dengan harapan tidak ada lagi tambahan kasus,” timpalnya.Disinggung terkait gigitan HPR (anjing) terhadap anak yang terjadi di perumahan bukit permai, dirinya meyakinkan masih menunggu hasil laboratorium apakah positif rabies atau tidak. Jika hasilnya positif maka pihaknya akan langsung melakukan eliminasi di lokasi sekitar kejadian. “Sampel otak HPR itu sudah kita kirim ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan, jika hasilnya positif maka kita akan langsung melakukan eliminasi di sekitar lokasi kejadian,” tukasnya. (ils)