Mataram (Suara NTB) – Sebanyak dua kontainer kerajinan ketak yang diproduksi oleh rumah industri binaan Bank Indonesia Provinsi NTB dilepas untuk ekspor ke Jerman.
Seremoni pelepasan dilakukan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB di Jalan Langko Mataram, Selasa, 10 September 2024.
Turut melakukan pelepasan bersama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry A Harahap ada Asisten II Setda NTB, Dr. H. Fathul Gani, M. Si mewakili Pj. Gubernur NTB, Dr. Hassanuddin. Kepala Karantina NTB, Agus Mugiyanto, Kepala OPD terkait lingkup Pemprov NTB, dan Asisten II Setda Kabupaten Lombok Tengah, dan stakeholder lainnya.
Ketak yang diekspor ini terdiri dari beberapa jenis kerajinan, salah satunya keranjang laundry. Volumenya mencapai 1.200 Fcs dengan nilai Rp550 juta.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry A Harahap dalam kesempatan ini menyampaikan perlunya didorong terus menerus ekspor produk-produk potensial NTB. Bank Indonesia terus membuka jaringan pasar di luar negeri, dan melakukan standarisasi produk-produk yang potensial ekspor agar sesuai standar permintaan buyer di negara tujuan. Standarisasi dan pendampingan dilakukan secara intens untuk ketak yang diekspor ke Jerman ini.
Menurut Berry, saat ini dunia tengah mengalami penurunan konsumsi rumah tangga, tanpa terkecuali di Indonesia. Seharusnya, rata – rata konsumsi rumah tangga sebesar 5 persen. Namun pada triwulan III 2024 ini, terjadi penurunan menjadi 4 persen lebih.
“Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi karena penurunan pendapatan. Kondisi ini tidak saja terjadi di Indonesia, terjadinya secara global, kecuali Amerika Serikat yang masih happy,” katanya.
Untuk mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga ini, kata Berry, pasar luar negeri harus digarap. Salah satunya mendorong hasil kerajinan untuk diekspor.
“Kerajinan ketak ini khususnya, sifatnya padat karya. Pekerjaannya melibatkan banyak orang dan berhubungan dengan industry lainnya. Sehingga, hasil kerajinan ini harus didorong pasarnya meningkat agar ekosistem ekonominya tetap terjaga. Dan pertumbuhan ekonomi tetap bisa terjaga,” katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia menggarap potensi ekonomi dari komoditas potensial NTB lainnya. Seperti Vanili yang sudah diekspor ke Amerika Serikat. Selain itu, ada juga Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa dara dari Lombok Utara ke Pakistan.
“Semua potensi komoditas ekspor kita dorong supaya valuta asing lebih deras masuk ke dalam negeri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi kita,” tandasnya.
Sementara itu, Asisten II Setda NTB, Dr. H. Fathul Gani, M. Si menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia Provinsi NTB. Menurutnya, mendorong ekspor adalah menyampaikan pesan baik dari NTB ke dunia.
“Semoga ekspor home décor ini bisa menjadi menu rutin kita di NTB, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” demikian Fathul Gani. (bul)