Mataram (Suara NTB) – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Yarsi Mataram menggelar uji publik calon Panitia Seleksi (Pansel) Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), di Ruang Annaba Stikes Yarsi Mataram, Sabtu 25 Mei 2024. Uji publik ini sebagai rangkaian awal dari pembentukan Satgas PPKS, juga merupakan komitmen Stikes Yarsi Mataram untuk mencegah kekerasan seksual.
Sebanyak 11 orang yang terdiri dari unsur tenaga pendidik, tenaga kependidikan, karyawan, dan unsur mahasiswa sebagai Calon Pansel Satgas PPKS mengikuti uji publik ini. Stikes Yarsi Mataram juga menghadirkan sejumlah pihak dari luar kampus dalam uji publik ini. Hadir sebagai panelis, yaitu Joko Jumadi, SH., M.H., yang juga merupakan Ketua Satgas PPKS Universitas Mataram dan Ketua LPA Kota Mataram. Hadir juga observer, Nurjihatul Rizkiah, S.Pd., yang merupakan field officer Yayasan Gemilang Sehat Anak Indonesia (YGSI).
Ketua Stikes Yarsi Mataram, Dr. H. Zulkahfi, S.Kep., Ners., M.Kes., yang diwakili Wakil Ketua III Stikes Yarsi Mataram, Sopian Halid, S.Kep., Ners. M.Kes., menjelaskan, pembentukan Satgas PPKS ini berdasarkan Permendikbudristek nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi diminta untuk membentuk Satgas PPKS, salah satu tahapan yang harus dilalui yaitu membentuk pansel yang bertugas untuk merekrutmen, menyeleksi, merekomendasikan anggota Satgas PPKS ke pimpinan perguruan tinggi.
“Stikes Yarsi berkomitmen membantu pemerintah dalam pencegahan kekerasan seksual. Upaya ini salah satunya membentuk satgas PPKS. Kedua, merumuskan kebijakan yang nanti mendorong pencegahan dan penanganan kekerasan seksual ini,” ujar Halid.
Calon Pansel Satgas PPKS yang mengikuti uji publik sebanyak 11 orang, dari 12 orang yang awalnya ikut rekrutmen. Sebelum uji publik, mereka mengikuti proses rekrutmen berupa seleksi dan pelatihan.
“Awalnya 12 orang, ada beberapa tidak lolos di tahap awal dan uji publik ini tahap terakhir,” ungkapnya.
Setelah proses uji publik, nama-nama yang dinyataka lulus akan diserahkan kepada Ketua Stikes Yarsi Mataram untuk ditetapkan. Jumlah anggota pansel Satgas PPKS di Stikes Yarsi Mataram sebanyak tujuh orang, dengan jumlah anggota perempuan sebanyak dua per tiga dari total anggota pansel.
Setelah penetapan pansel satgas PPKS, pansel akan merekrut Satgas PPKS. Satgas PPKS juga terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
“Kami berharap Satgas bisa bekerja dengan maksimal dalam upaya untuk menjadikan kampus kami aman atau terbebas dari kekerasan seksual, wujud akhirya membantu pemerintah mengurangi kekerasan seksual, khususnya di perguruan tingigi. Kami juga berharap Satgas bekerja maksimal, power full, dan tegas. Otomatis akan membuat mahasiswa merasa nyaman, dan merasa aman karena tidak ada kekerasan seksual terjadi di lingkungan perguruan tinggi,” harapnya.
Nantinya, pihaknya juga akan melakukan upaya edukasi kepada pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat kampus terkait kekerasan seksual. “Karena masih ada yang belum tahu apa itu kekerasan seksual, bentuknya, yang kadang itu secara tidak sengaja kita lakukan. Itu yang perlu kita edukasi kepada masyarakat kampus, termasuk konsekuensi yang terjadi jika itu dilakukan, karena ada sanksi ringat, sedang, dan berat,” jelas Halid.
Di samping itu, Stikes Yarsi memiliki visi Profesional dan Islami. Pihaknya akan melakukan penguatan terkait nilai agama dan penanaman nilai agama di mahasiswa. “Saya yakin insyaallah akan membantu perguruan tinggi maupun Satgas PPKS untuk upaya mencegah dan penanganan kekerasan seksual,” pungkas Halid. (ron/*)