Mataram (Suara NTB) -Sebagai daerah yang dikelilingi oleh pesisir, NTB memiliki potensi tinggi dalam pengembangan garam laut. Saat ini, hampir seluruh wilayah pesisir NTB mengembangkan tambak garam, yang terbesar ada di Bima. Selain di Pulau Sumbawa, beberapa daerah di Pulau Lombok juga memiliki tambak garam, di antaranya Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Kadislutkan) Provinsi NTB, Muslim, S.T., M.,Si mengatakan seluruh daerah pesisir di NTB memiliki potensi besar untuk mengembangkan tambak garam. Namun, yang berkembang pesat saat ini hanya di daerah Bima yang mencapai 80%, sisanya dari daerah lain seperti Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Sumbawa.
Ia mengatakan, saat ini permasalahan garam di NTB bukan di tambaknya, tetapi bagaimana pemerintah dan petani garam berupaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu garam yang diproduksi di provinsi ini.
Pasalnya, meski produsen garam di NTB cukup banyak, tetapi masih kalah dalam hal pemasaran garam yang mana masyarakat lebih memilih garam dari luar daerah. Tambak garam sudah banyak, tinggal yang kita lakukan sekarang adalah upaya penguatan terhadap aspek kualitas dan mutunya, ujarnya kepada Suara NTB.
Jika dibandingkan dengan garam luar, garam NTB tidak kalah aman untuk dikonsumsi. Namun, garam daerah ini belum bisa bersaing karena maraknya garam kemasan dari luar daerah yang memasarkan produknya di NTB. Selain itu, konsumsi garam daerah juga tidak begitu tinggi, hanya 46 ribu ton per tahun, sedangkan produksi garam NTB capai 160 ribu ton lebih. Ada surplus 110 ribu ton, lanjutnya.
Menurutnya, kurang mampunya garam NTB bersaing karena harga garam ini terlalu murah, pun dengan kualitas garam daerah yang masih belum mampu menyamakan kualitas dengan garam luar yang beredar di pasaran. Bukan engga bisa (ekspor, red), cuma harga masih terlalu murah karena perlakuan secara kualitas belum ada, katanya. (era)