Mataram (Suara NTB) – Pusat Pelayanan Sosial Sasambo Matupa mencoba membuka peluang pemasaran hasil karya Penerima Manfaat di NTB Mall. Hasil karya Penerima Manfaat di Puslansos ini akan dipasarkan. Salah satunya adalah hasil membatik para PM. Biasanya, hasil PM ini dijadikan sebagai cinderamata. Kini akan coba dijual sehingga bisa memberikan penghasilan kepada PM.
Kepala Puslansos Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Sasambo Matupa, Muhammad Wildan, A.K.S., M.H., mengatakan pihaknya mengajak PM ke NTB Mall pada Jumat, 18 Oktober 2024 untuk melihat bagaimana NTB Mall memasarkan hasil produksi lokal.
“Teman-teman kita akan belajar disini bagaimana cara berproduksi dengan baik supaya nanti hasil produksi anak-anak PM di Sasambo Matupa bisa diproduksikan dengan baik dan dipasarkan,” ujarnya kepada Suara NTB.
Wildan berharap, dengan dibawanya PM ke NTB Mall dapat menjadi pemicu para PM ini untuk melanjutkan keterampilan yang sudah didapatkan selama tiga bulan. Yang mana mereka diharapkan semangat untuk menjadikan bimbingan keterampilan sebagai pembuka jalan menuju kesuksesan mereka.
Ia menjelaskan, selain NTB Mall, Petugas Puslansos rutin membawa para PM ke pusat pemasaran untuk menimba ilmu terkait pemasaran. “Disamping mereka mendapatkan ilmu pemasaran dari Dinas Koperasi. Kita juga bawa anak-anak PM ke sentra pemasaran,” katanya.
Sementara itu, Kepala UPTD BP3UD, Lalu Afghan Muharor menyambut baik para PM dari Puslansos Sasambo Matupa ini. Ia mengatakan pihaknya sangat senang akan kedatangan para PM. Menurutnya, NTB Mall bukan hanya sebagai media pemasaran, tetapi juga wadah edukasi dan pembelajaran.
“Disini juga semoga bisa memberikan tambahan motivasi, mematik semangat saudara-saudara kita binaan Dinsos ini supaya mampu berusaha, mampu untuk mandiri, mampu untuk membuat usaha yang mereka miliki semakin berkembang,” jelasnya.
Ia menyatakan, NTB Mall siap menampung hasil karya milik PM Puslansos Sasambo Matupa. Karena fungsi utama NTB Mall ini adalah untuk mempromosikan hasil produksi lokal.
“Harus diserap karena kita merupakan karya asli NTB yang sesuai dengan tagline kita 100 persen lokal, artinya kami butuh batik dari saudara kita untuk kita promosi dan pasarkan,” lanjutnya.
Meski banyak daerah menghasilkan batik dengan khas masing-masing. Ia yakin batik karya PM Puslansos ini akan diminati di pasaran. Pasalnya, karya PM ini memiliki arti dan cerita yang bernilai di setiap pembuatannya.
“Story behind the product itu yang penting. Bagaimana produk itu tercipta, dan cerita di baliknya,” pungkasnya. (era/*)