CUACA ekstrem yang terjadi sejak pekan kemarin menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang tinggal di pinggir pantai. Warga di Lingkungan Mapak, Kelurahan Jempong Baru, telah direlokasi ke hunian sementara (Huntara). Langkah cepat ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi masyarakat.
Pelaksana tugas (Plt) Camat Sekarbela, Cahya Samudra menerangkan, gelombang pasang disertai angin kencang mengakibatkan terjadi pengurangan bibir pantai akibat abrasi. Abrasi ini terjadi hampir setiap tahun. Akan tetapi, masyarakat yang tinggal di pinggir pantai terutama di Lingkungan Mapak dan sekitarnya, telah direlokasi ke hunian sementara. “Jadi dua lapis rumah-rumah yang ada di pinggir Pantai Mapak itu, sudah kita relokasi ke huntara,” kata Cahya Samudra ditemui Kamis 14 Maret 2024.
Ia bersyukur langkah cepat Pemkot Mataram membangun hunian bagi masyarakat di Mapak, sebagai langkah antisipasi jangka panjang. Pemerintah ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga, sehingga tidak dihantui oleh cuaca ekstrem setiap tahunnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram ini mengharapkan, program pembangunan mengantipasi gelombang pasang dengan rip-rap, pemecah gelombang, atau sejenisnya bisa direalisasikan. Dengan rip-rap yang dibangun sebelumnya memiliki dampak positif mencegah hempasan gelombang sampai ke pemukiman warga. “Kita berharap program pembangunan rip-rap bisa berlanjut,” harapnya.
Kawasan rawan abrasi tidak hanya di Mapak, melainkan di Lingkungan Bagek Kembar, Kelurahan Tanjung Karang Permai. Sampai saat ini tutur Yaya, sapaan akrabnya, belum ada laporan dari masyarakat yang terdampak gelombang pasang. “Belum ada laporan kerusakan di lokasi itu,” katanya.
Adapun aktivitas nelayan belum ada yang melaut, karena dikhawatirkan kondisi cuaca ekstrem tersebut. Yaya berpesan kepada masyarakat agar tetap waspada dan melaporkan ke aparat lingkungan terdekat, apabila terjadi bencana sehingga segera dilakukan penanganan secara terpadu. (cem)