spot_img
Rabu, Maret 12, 2025
spot_img
BerandaBlogMerayakan Intelektualitas dengan Kebiasaan Olah Raga

Merayakan Intelektualitas dengan Kebiasaan Olah Raga

Oleh: Yuni Azizah
(Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia)

Olah raga merupakan bagian integral dari gaya hidup sehat yang memberikan manfaat tak terbantahkan bagi kesehatan fisik dan mental. Melakukan olah raga secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan secara optimal dan meningkatkan kualitas hidup.

Masyarakat yang cerdas dan bijak hampir dapat dipastikan menjadikan olahraga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rutinitas kesehariannya. Sejak era pasca kemerdekaan olah raga memang terus digalakkan oleh pemerintah bagi masyarakat.

Tak tanggung-tanggung Bung Karno hanya butuh waktu 15 tahun setelah kemerdekaan (tahun 1960) untuk membangun stadion olah raga termegah di Asia Tenggara, yang selanjutnya dinamakan Stadion Gelora Bung Karno. Dua tahun kemudian tepatnya 1962 stadion tersebut diresmikan dan digunakan untuk perhelatan ASIAN GAMES ke-IV.

Olah raga bukan sekadar aktivitas fisik, namun juga merupakan pilar penting dalam pertumbuhan dan perkembangan setiap orang. Tak terkecuali bagi anak-nak didik di sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA harus menjadikan olah raga sebagai budaya dan kebiasaan yang secara aktif dilakukan.

Artikel ini akan lebih berfokus kepada anak-anak didik di sekolah sebagai objek sekaligus subjek pelaku olahraga. Dengan aktif berolahraga diharapkan anak-anak bertumbuh dan berkembang secara fisik, kognitif dan sosio-emosional, sehingga terbentuk individu yang sehat, kuat, dan seimbang.

Mengutip Yuliasari (Kumparan.com, Desember 2024), usia dini juga harus dimulai dengan kebiasaan olah raga. Sebab di usia dini paling baik untuk memacu tumbuh kembang anak agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu; kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian. Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak.

Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak. setelah anak meguasai pola dasar gerak dengan baik anak mulai dapat dikenalkan dengan jenis olah raga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi.

Pada konteks ini, yang paling penting bagi anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olah raga. Setelah mereka beranjak dewasa barulah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya.

Sisi lain juga, peranan olah raga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi olah raga kita di kancah nasional bahkan internasional.

Tak kalah penting dari usia dini, pembinaan olah raga bagi anak-anak yang beranjak remaja juga wajib dilakukan. Remaja, sebuah kelompok usia dengan kategori usia sekolah pelajar SMP dan SMA/SMK.

Masa remaja adalah fase peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dapat dikatakan inilah fase terakhir tumbuh kembang yang paling optimal. Pada masa remaja, terjadi perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang signifikan. Menurut WHO, masa remaja adalah usia 12–24 tahun. Sedangkan Desmita (2007: 190) menyebutkan, masa remaja adalah usia 12–21 tahun.

Adapun Hurlock (2003), menyatakan masa remaja awal adalah usia 13–17 tahun, dan masa remaja akhir adalah usia 16–18 tahun.

Selaras dengan opini dan harapan penulis, Kemendikdasmen juga memberikan perhatian yang sama terhadap upaya penyadaran kolektif budaya olah raga di kalangan anak anak ini.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebuah inisiatif strategis untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, yang merupakan bagian dari Asta Cita ke-4 dalam visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul.

Peluncuran Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia menuju tahun 2045. Gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat diinternalisasi oleh anak-anak sejak dini, yaitu Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.

Melalui implementasi kebiasaan-kebiasaan ini, Kemendikdasmen ingin memastikan anak-anak Indonesia tidak hanya unggul dalam aspek akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat, kepedulian sosial, serta tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.

Point penting yang ingin penulis kemukakan dalam artikel ini terkait Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah soal kebiasaan Olah Raga yang secara sadar dan tidak sadar akan memiliki dampak positif yang kuat bagi anak-anak kita, yang akan menunjang kesehatan otak, mental hingga intelektualitas mereka dalam aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah.

Teori yang menyatakan bahwa raga yang sehat akan membuat otak sehat dan cerdas didukung oleh berbagai bukti penelitian ilmiah. Olah raga dapat meningkatkan fungsi kognitif otak, seperti memori, konsentrasi, dan kemampuan belajar.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa olah raga teratur tak hanya bermanfaat bagi tubuh, tapi juga otak. Pada 2017, sebuah studi menunjukkan bahwa olah raga bisa mengurangi risiko demensia bagi orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan fungsi kognitif lainnya pada setiap usia.

Mengutip laman rri.co.id Dr Ashish Bansal, konsultan psikiater dan salah satu pendiri House Of Aesthetics di New Delhi menjelaskan bahwa aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, mendorong pertumbuhan sel-sel otak baru dan meningkatkan hubungan antar neuron yang ada.

Bukan hanya kesehatan tubuh saja, olahraga juga mampu meningkatkan kesehatan otak, karena adanya peningkatan aliran darah menuju organ tersebut. Tidak hanya itu, saat berolahraga terjadi metabolisme glukosa dan lemak sebagai asupan nutrisi ke otak. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO