Mataram (Suara NTB) – Kekurangan guru pendidikan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) masih menjadi pekerjaan rumah bagi (PR) Provinsi NTB. Pada 2025, guru pendidikan khusus hanya berjumlah sekitar 762 orang. Sementara jumlah siswa SLB sebanyak 4.281 anak.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Khusus, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. Hj. Eva Sofia Sari, M.Pd., ditemui di Mataram menjelaskan, kekurangan guru pendidikan khusus berpengaruh terhadap pembelajaran SLB di NTB. Salah satu kendala pemenuhan guru, pendaftar guru pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa sangat sedikit.
“Sudah berbagai upaya (dilakukan untuk mengatasi kekurangan guru). Namun di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sendiri, lulusan PLB yang mendaftar sangat sedikit. Jadi kemarin itu saja (yang diterima saat rekrutmen PPPK) hanya seperempat dari yang kita butuhkan,” kata Eva, Kamis (27/2/2025).
Saat ini, kata Eva, pihaknya masih membutuhkan sekitar 400-an guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) untuk memenuhi daya tampung yang ada di SLB di NTB. “Cuma kita baru mendapatkan seperempatnya. Sekitar kurang dari 70 orang,” jelasnya.
Sementara sekarang ini, jelas Eva, pihaknya tengah memberdayakan guru SLB yang bukan berlatar pendidikan khusus. “Sementara yang kita butuhkan itu adalah guru PLB atau guru pendidikan khusus yang nantinya lebih mampu memahami dan mengawal pendidikan anak luar biasa,” katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap berharap kebutuhan guru pendidikan khusus di NTB dapat terpenuhi. Apalagi, saat ini Universitas Hamzanwadi telah membuka Prodi Pendidikan Khusus yang berada di bawah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
“Lulusan SMA yang ingin melanjutkan pendidikannya dengan memlilih program studi pendidikan khusus tidak perlu lagi ke luar. Di NTB pun sekarang sudah ada Prodi pendidikan khusus,” tuturnya.
Eva mengatakan keberadaan Prodi pendidikan khusus di NTB akan memudahkan para orang tua yang ingin menginginkan anaknya masuk ke Prodi tersebut dari segi biaya dan tenaga.
“Sudah ada solusi di NTB untuk mengatasi kekurangan guru di SLB. Walaupun ini masih menunggu tiga tahun ke depan,” terangnya.
Sebelumnya, pihaknya hanya mengandalkan lulusan guru pendidikan khusus dari universitas di luar NTB. Prodi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Luar Biasa resmi dibuka di Universitas Hamzanwadi pada tahun ajaran 2025. Prodi ini merupakan yang pertama di wilayah Bali, NTB, dan NTT. (sib)