Mataram (Suara NTB) – Sejumlah warga di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro Jaya, Kecamatan Ampenan terdampak gelombang pasang pada pekan kemarin. Meski tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil, tetapi bencana alam ini patut diwaspadai. Mitigasi struktural dinilai menjadi solusi jangka panjang untuk penanganan banjir rob di sepanjang sembilan kilometer Pantai Ampenan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noer menjelaskan, kawasan sembilan kilometer Pantai Ampenan adalah lokasi yang rawan terjadinya banjir rob dan abrasi, sehingga mitigasi struktural berbasis pemukiman menjadi solusi jangka panjang. Artinya, sepanjang sembilan kilometer di Pantai Ampenan dibangun beronjong karena relatif mudah dilakukan. Berbeda dengan mitigasi vegetasi tidak memungkinkan untuk dilakukan karena luasan lahan di pinggir pantai mulai menyempit akibat abrasi. “Iya, bisa saja dilakukan dengan menanam mangrove, cemara laut tetapi spacenya tidak tersedia luas. Sebaiknya mitigasi struktural,” kata Mahfuddin.
Kebutuhan pembangunan beronjong ini sesuai kebutuhan masyarakat. Mahfuddin menyebutkan, panjang beronjong akan dibangun akan dilihat dari kawasan pemukiman karena tidak semuanya garis Pantai Ampenan terdapat pemukiman, sehingga pembangunannya berdasarkan telaah dan kajian. “Jadi mana yang ada pemukiman jadi prioritas,” ujarnya.
Gelombang pasang yang terjadi di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro Jaya pekan kemarin tidak ada korban jiwa atau evakuasi korban. Ia mengakui, hasil asesmen petugas lapangan terdapat tujuh sampan milik nelayan rusak. Dengan kategori dua rusak berat dan lima rusak ringan.
Langkah antisipasi yang dilakukan adalah membangun tanggul menggunakan karung yang berisi pasir di pinggir pantai. Tanggul darurat dipasang di Tanjung Karang Permai, Bintaro, Ampenan Selatan, dan titik lainnya. “Kita sudah pasang tanggul darurat di pinggir pantai yang ada pemukimannya,” tandasnya.
Mahfuddin mengimbau masyarakat tetap waspada karena puncak hidrometeorologi akan mulai terjadi pada awal Februari sampai puncaknya pertengahan Februari. Potensi gelombang pasang disertai angin kencang meski dihindari masyarakat terutama nelayan di Pantai Ampenan.
Lurah Bintaro Jaya, Rudi Herlambang mengakui, gelombang pasang setinggi dua sampai tiga meter terjadi pekan kemarin sehingga mengakibatkan kerusakan sampan milik warga di Lingkungan Bugis. Kejadian itu tidak ada korban jiwa maupun kerugian besar, tetapi masyarakat telah melakukan antisipasi dengan membangun tanggul darurat. (cem)