spot_img
Rabu, Januari 22, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIPembangunan Bendungan Meninting Dievaluasi Berkala Dampak terhadap Air, Darat dan Udara Aman

Pembangunan Bendungan Meninting Dievaluasi Berkala Dampak terhadap Air, Darat dan Udara Aman

Mataram (Suara NTB)- Pembangunan Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari dan Desa Dasan Geria Kecamatan Lingsar tetap dievaluasi secara berkala. Untuk memastikan pembangunan infrastruktur strategis ini tetap dinyatakan aman terhadap dampak lingkungan. Baik dampak terhadap air, darat, dan udara.

Pembangunan Bendungan Meninting terus dikebut, karena targetnya, tahun ini sudah diresmikan. Bendungan ini nantinya akan memenuhi kebutuhan air untuk irigasi seluas 1.559.29 hektar. Terdiri dari Penimbung 455 hektar, Ketapang Orong : 40 hektar dan Sesaot 1064,29 hektar.

Selain itu, Bendungan Meninting akan memberi manfaat menyediakan air bersih sepanjang tahun sebesar 150 liter/detik. Dan jadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 0,8 Megawatt (MW). Selama proses Pembangunan bendungan, dimanapun, tentu akan berdampak terhadap lingkungan. Namun, dampak-dampak tersebut sudah dikaji dan disiapkan solusi untuk mereduksi dampak tersebut. Baik dampak terhadap air, udara, maupun darat.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Tampang, ST.,MT melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Meninting, Lalu Muhamamad Asgar, ST.,MT, Selasa 6 Februari 2024 mengatakan, proses Pembangunan Bendungan sebelumnya dimulai dalam tahapan perencanaan. Didalamnya adalah AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Untuk Bendungan Meninting, AMDAL sudah dilaksanakan sejak tahun 2017.

“Proses AMDAL ini sudah dilakukan sejak lama, baru boleh dilakukan pembangunan. Dalam pelaksanaan AMDAL pembangunan Bendungan Meninting, telah dibuat laporan RPL & RKL dari tahun 2019 sampai dengan  tahun 2023,” ujar Lalu Asgar sebagai penjelasan terhadap informasi liar yang menyebut Bendungan Meninting belum memiliki AMDAL.

Salah satu bagian dari penanganan dampak lingkungan Pembangunan Bendungan Meninting, tambah Lalu Asgar, dalam rangka pengendalian kekeruhan air sungai meninting telah dilaksanakan beberapa langkah penanganan untuk meminimalisir aliran sedimen pada sungai meninting antara lain. Pembuatan kantong lumpur/pengendapan lumpur pada bagian yang terindikasi lokasi yang banyak membawa aliran lumpur. Pembuatan check dam/tumpukan batu dengan pemasangan melintang sungai yang berfungsi untuk mengurangi aliran sedimentasi pada Sungai Meninting.

Melakukan pengujian kualitas air oleh dinas kesehatan provinsi NTB melalui UPTD Laboratorium Kesehatan Pengujian Kalibrasi dan penunjang medis yang dilakukan secara berkala (setiap 6 bulan sekali) sesuai SK AMDAL. “Pembangunan Bendungan Meninting memang memanfaatkan badan aliran air di hulu. Sehingga air yang mengalir ke Sungai Meninting pasti keruh. Tetapi, sudah disekenariokan supaya air Sungai Meninting berdasarkan hasil lab dinyatakan masih aman,” katanya.

Selain itu, kompensasi dari kekeruhan air Sungai Meninting yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Gegerung Kecamatan Lingsar dan Desa Penimbung Kecamatan Gunungsari telah dilakukan rapat koordinasi pada Kamis, 5 Agustus 2021 yang dihadiri oleh PPK bendungan Meninting, Tim Leader Konsultan Bendungan Meninting, Kapro bendungan meninting tim PPS Kajati NTB, Kapolsek Babinsa, babinkhamtibnas Camat Lingsar, Kepala desa dan tokoh agama dan tokoh masyarakat  dengan kesepakatan.

Pembuatan 2 titik sumur bor dan fasilitasnya pada masing masing desa yaitu,  2 titik di Desa Gegerung yaitu 1 titik di Dusun Jelateng Tengah dan 1 titik di Dusun Ketapang Orong. Dan 2 titik di desa Penimbung yaitu 2 titik di Dusun Penimbung Utara. “Sumur bor ini sebagai kompensasi , agar dimanfaatkan oleh masyarakat yang selama ini memanfaatkan air sungai. Debit airnya 15 liter/detik. Kedalamannya 70 meter. Bahkan masyarakat kami siapkan listriknya, sampai bak penampungannya. Tinggal diambil saja air dari sumur bor ini, selama Pembangunan bendungan dilakukan,” tambahnya.

Begitu juga untuk tebing-tebing yang diperkirakan longsor, dilakukan pengendalian dengan pemasangan proteksi bolder (batu yang ditumpuk secara berterap) dan sedang dilakukan pengeboran untuk mengecek lapisan struktur geologi di titik-titik yang dianggap rawan longsor untuk dipasangkan proteksi yang aman secara permanen.

“Bahkan kita lakukan pembebasan lahan dititik-titik yang berpotensi longsor,” demikian Lalu Asgar. Ia juga menegaskan, ketika bendungan Meninting nantinya jadi dan dimanfaatkan, dampaknya terhadap ekonomi masyarakat sekitar sangat besar. Selain dampaknya secara luas di Pulau Lombok. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO