Mataram (Suara NTB) – Perhimpunan Peternak Unggas Rakyat (Petarung) NTB menyediakan telur subsidi untuk meringankan pengeluaran biaya bahan pokok masyarakat saat bulan Ramadhan. Dengan subsidi dari koperasi Petarung, masyarakat dapat membeli telur dengan harga lebih murah di pasaran.
Bulan puasa 1445H/2024 ini, harga telur di pasar tradisional berkisar Rp59 ribu sampai Rp60 ribu/trai. Tingginya harga telur di tengah-tengah masyarakat karena harga telur secara nasional mengalami kenaikan. Kemudian ditambah lagi dengan kondisi harga pakan ternak seperti jagung harganya naik. Sementara permintamina, terutama selama Ramadhan mengalami kenaikan.
“Karena bulan puasa, dan harga-harga kebutuhan pokok sedang tinggi, Petarung NTB berinisiatif menyiapkan telur subsidi untuk masyarakat,” ujar Ketua Petarung NTB, Ervin Tanaka, Kamis 21 Maret 2024. Telur subsidi yang sediakan adalah telur-telur yang fresh hasil peternakan para anggota Petarung NTB. Rencananya untuk pertama diadakan pasar telur subsidi disediakan 150 mika. Dalam satu mika berisi 10 butir telur ayam.
Awalnya, telur subsidi dipasarkan di bundaran Rembiga, Mataram untuk menjangkau masyarakat. namun, bersamaan dengan diselenggarakannya Gelegar Pesona Khazanah Ramadhan di komplek Islamic Center, titik penjualannya dialihkan komplek IC. “Dinas Perdagangan memfasilitasi kita di Islamic Center, diberikan tempat sama meja dan teropnya. Hari jumat (hari ini) sudah dijual,” katanya.
Setelah berjalan, rencananya Petarung akan melakukan kegiatan yang sama di kabupaten/kota lainnya di Pulau Lombok. “Sementara saat ini terbatas karena ini kan subsidi, ini pribadi dari anggota. Kita jual permika Rp15 ribu dengan isi 10 butir. Dari harga normalnya satu butir Rp2.500. Tetapi kita batasi juga pembeli jangan sampai ini murah jadi diborong semua, yang lain nggak dapat,” terangnya.
Satu orang pembeli maksimal hanya membeli 2 mika saja. Sehingga yang lain bisa kebagian membeli telur subsidi yang disediakan. Ervin menegaskan kembali, disediakannya telur subsidi oleh peternak unggas lokal karena melihat kondisi harga telur. Baik di Pulau Lombok maupun Sumbawa mengalami kenaikan. Belum lagi sejumlah bahan pokok lainnya ikut mengalami kenaikan.
“Permintaan lagi tinggi. Karena secara nasional semua telur bahan pokok naik. Maka kita menyediakan telur subsidi ini,” demikian Ervin. (bul)