spot_img
Kamis, Oktober 10, 2024
spot_img
BerandaNTBTekan Lakalantas di Kalangan Pelajar, Guru Harus Dilibatkan

Tekan Lakalantas di Kalangan Pelajar, Guru Harus Dilibatkan

Mataram (Suara NTB) – Kepolisian dan PT. Jasa Raharja mencatat banyak kecelakaan kalangan remaja atau Generasi Z di jalan raya. Dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di kalangan remaja atau pelajar ini, keterlibatan guru dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sangat penting.Untuk itu, serangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), PT Jasa Raharja melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menyelenggarakan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas melibatkan guru dari Tingkat SD – sampai SMA/SMK-MA yang digelar di Hotel Lombok Raya Mataram di Hotel Lombok Raya, Rabu 8 Mei 2024.

Kegiatan ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan yang melibatkan kalangan remaja atau Generasi (Gen) Z di jalan raya, melalui penumbuhan kesadaran dan perilaku tertib berlalu lintas.
Plt Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana menegaskan PT Jasa Raharja sebagai BUMN turut serta membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat untuk menjaga keselamatan berlalu lintas di jalan raya melalui program edukasi keselamatan. Tak terkecuali kalangan Gen Z yang menempati urutan pertama angka kecelakaan di jalan raya.

“Lewat program TJSL Kami mengedukasi masyarakat untuk tertib berlalu lintas melalui program edukasi keselamatan di jalan raya salah satunya lewat program keselamatan berlalu lintas sejak dini,” ujarnya, Rabu  8 Mei 2024.Kepala Divisi ESG dan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Radito Risangadi mengungkapkan, pihaknya amat concern terhadap ketertiban berlalu lintas di jalan raya. Dikatakannya, keselamatan dalam berkendara merupakan hal yang ingin disasar melalui kegiatan ini. Kendati demikian, Radito menegaskan jika tanggung jawab menciptakan tertib lalu lintas ini menjadi tanggung jawab bersama.

Nantinya, Radito berharap para guru dapat menerjemahkan materi keselamatan lalu lintas ini dengan baik. Melalui materi mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru, Radito berharap target untuk menciptakan kondisi tertib lalu lintas dapat tercapai.Kasubdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes Pol Arman Achdiat menambahkan untuk membangun budaya tertib berlalu lintas butuh effort yang sangat tinggi. Pihaknya bersama PT Jasa Raharja membuat modul pelajaran berlalu lintas.”Modul tersebut akan kita sampaikan ke seluruh sekolah di Indonesia. Di NTB baru yang ketiga kita serahkan modul pelajaran lalu lintas untuk kurikulum merdeka. Jadi ini yang sudah ketiga. Tujuan kita agar tingkat disiplin berlalu lintas sudah bisa diberikan sejak dini,” ujar Arman.

Ia menyebut 70 persen lakalantas yang terjadi merupakan kendaraan roda dua. Sedangkan korban lakalantas merupakan usia produktif mulai dari 15 – 45 tahun. Sehingga menurutnya sangat penting edukasi keselamatan berlalu lintas ditanamkan sejak dini.
Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah menjelaskan, edukasi ini penting untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, agar situasi dan kondisi penggunaan lalu lintas dirasa baik dengan atau tanpa kendaraan.

Dikatakannya, ketika tercipta suasana berlalulintas yang baik dan benar, maka masyarakat di jalan raya akan merasa aman, karena terbebas dari rasa ketakutan, adanya ancaman hambatan maupun gangguan saat berkendara. Bakharuddin menerangkan pentingnya penanaman kepedulian dan kesadaran tertib lalu lintas sedini mungkin. Sebab, kata Bakharuddin, angka kecelakaan yang melibatkan kalangan pelajar atau Gen Z, setiap tahunnya terus bertambah.

Bakharuddin mengambil contoh data angka kecelakaan di seluruh Indonesia mulai tanggal 1 hingga 21 Agustus 2023. Selama kurun waktu itu, Bakharuddin menerangkan jika Polri menangani sebanyak 7.180 kecelakaan lalu lintas. “Sebanyak 42.080 orang terlibat sebagai pengemudi saat kecelakaan. Mirisnya, sebanyak 6.004 pengemudi masih berusia di bawah 17 tahun, atau kurang lebih 14,3 persen dari jumlah tersebut,” terang Bakharuddin.
Kecelakaan tersebut, Bakharuddin melanjutkan, pada akhirnya mengakibatkan 782 orang meninggal, 9.053 orang luka ringan dan 779 orang luka berat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, kemampuan untuk menciptakan kondisi dan situasi tertib berlalulintas harus diemban semua pihak. Guru, sebagai orang yang memberi pengetahuan dan wawasan kepada siswa, memiliki tanggung jawab yang besar agar dapat mentransformasikan nilai dan pelajaran yang dapat diambil dalam kegiatan ini.
Aidy berharap materi yang didapat pada kegiatan diseminasi ini dapat menjadi pedoman bagi para guru untuk dapat diajarkan di sekolah masing-masing. Dengan begitu, Aidy berharap keselamatan dan tertib berlalulintas di jalan raya akan tercipta, ketika para pelajar telah menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan sehari-hari yang nantinya terus dievaluasi oleh para guru.

Pada kesempatan itu, PT Jasa Raharja melalui Kepala Cabang PT Jasa Raharja NTB Dicky Syiwa Permadi menyerahkan plakat kepada Dirlantas Polda NTB dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov NTB. Juga dilakukan penyerahan buku keselamatan lalu lintas dan penyematan pin pelopor keselamatan berlalu lintas. (ham)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO