Mataram (Suara NTB) – Lembaga survei Nusra Institut merilis temuan hasil surveinya terhadap tingkat peta kekuatan kandidat bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang digadang-gadang akan tampil bertarung di perhelatan Pilkada 2024 Kabupaten Lombok Barat.
Direktur Survei Nusra Institut, Muhamad Roby Setiawan mejelaskan bahwa pihaknya melakukan survei pada tanggal 27 April sampai 1 Mei lalu. Dengan mengambil sampel sebanyak 800 orang, dan margin of eror 3,53 persen.
“Kami melakukan survei terhadap peta dukungan politik pada Pilkada Lobar 2024. Untuk mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas beberapa kandidat yang potensial maju di Pilkada,” ucap Roby pada Senin 13 mei 2024.
Selain itu survei Nusra Institut juga merekam peta kekuatan dukungan sementara masing-masing figur berdasarkan berbagai segmen seperti agama, usia dan pekerjaan. Kemudian juga mengukur tingkat loyalitas dukungan.
“Pada survei ini kami memetakan tingkat popularitas, tingkat kesukaan dan tingkat elektabilitas masing-masing kandidat yang digadang-gadang akan maju di Pilkada kabupaten Lombok Barat tahun 2024,” ujarnya.
Roby kemudian memaparkan tingkat elektabilitas masing-masing figur. Dengan pertanyaan jika dilakukan pemilihan hari ini siapa figur yang akan pilih. Hasilnya Hj. Sumiatiun mendapatkan dukungan sebesar 15,9 persen. Disusul Lalu Ahmad Zaini, 12,1 persen, selanjutnya Nauvar Furqoni Farinduan 12,1 persen juga, kemudian Hj. Nurhidayah 11,8 persen.
“Jadi hanya empat figur itulah yang memiliki tingkat elektabilitas diatas 10 persen, sedangkan yang lainnya dibawah 10 persen. Sedangkan yang masih belum menentukan pilihannya sebesar 38,5 persen, papar Roby.
Selanjutnya di posisi kelima ditempati oleh TGH Mahalli Fikri dengan tingkat elektabilitas sebesar 2,9 persen. Hj. Khairatun Fauzan Khalid, 2,4 persen. Nurul Adha, 0,9 persen.
Nusra Institut kemudian mensimulasikan delapan nama, dengan asumsi ada 4 pasangan calon yang akan tampil bertarung d pilkada Lombok Barat 2024. Posisi pertama masih di tempati Hj. Sumiatiun dengan elektabilitas 17,6 persen. Kedua Lalu Ahmad Zaini, 14,8 persen, Nauvar Furqoni Farinduan 14,6 persen juga.
Selanjutnya Hj. Nurhidayah 13,5 persen, TGH Mahalli Fikri 5,5 persen, Indra Jaya Usman 1,3 persen, Hj. Nurul Adha 1,1 persen, dan Ibnu Salim 0,8 persen. “Jadi kita simulasi bahwa 8 nama inilah yang paling potensial dan realistis untuk maju,” sebutnya.
Kemudian Nusra Institut juga memetakan tingkat Loyalitas pemilih, diketahui sebesar 67, 6 persen pemilih sudah mantap dan tidak mungkin berubah pilihan. Kemudian pemilih yang masih ragu atau mungkin berubah sebesar 32, 4 persen. ” Perubahan pemilih masih memungkinkan terjadinya jika ada isu-isu strategis, kemudian serangan-serangan politik, dan pilkada juga ini masih beberapa bulan lagi,” pungkasnya. (ndi)