Mataram (Suara NTB)- Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) NTB yang berlokasi di Paokmotong Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur (Lotim) sudah mulai beroperasi sejak tahun 2023 kemarin. Di kompleks APHT tersebut terdapat lima gedung utama yang digunakan untuk bisnis. Satu gedung memiliki kapasitas 200 tenaga kerja.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda NTB Iskandar Zulkarnain mengatakan, saat ini keterisian tenaga kerja di APHT sudah semakin bagus. Jika di awal beroperasinya kegiatan bisnis di Aglomerasi ini hanya diisi oleh sekitar 80 tenaga kerja per gedung, kini sudah meningkat menjadi sekitar 150 tenaga kerja.
Di APHT NTB, sudah ada tiga pengusaha yang menjalankan aktivitas pembuatan Sigaret Kretek Tangan (SKT) di APHT setelah mendapatkan izin berusaha dari Bea Cukai dari lima perusahaan yang ditargetkan oleh Pemprov NTB. Dengan sudah lancarnya kegiatan industri di sana, pemerintah pusat menyatakan APHT NTB menjadi yang terbaik dari tiga APHT di Tanah Air.
“Dari tiga APHT di Indonesia, kita yang paling bagus ya. Ini dibuktikan dengan adanya peningkatan tenaga kerja di situ,” kata Iskandar Zulkarnain kepada Suara NTB akhir pekan kemarin.
Kontribusi dari aktivitas industri tembakau di APHT ini sudah mulai terlihat. Terbukti dengan adanya cukai tembakau sebanyak Rp600 juta yang dibayarkan perusahaan ke Bea Cukai Mataram. Dari total cukai yang dibayarkan tersebut, Pemda mendapatkan sebanyak 10 persen. Hal itu belum termasuk penghitungan cukai tembakau yang diperoleh daerah dari skema Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
“Persentase untuk peningkatan transfer dari DBH dari tembakau
itu lebih besar daripada produksi tembakau itu sendiri. Jadi semakin besar dia bayar cukai, maka akan semakin banyak ditransfer dari pusat ke daerah,” katanya.
Iskandar mengatakan, Pemprov NTB menargetkan sebanyak 1000 tenaga kerja bisa tertampung di APHT NTB. Sehingga keberadaan aglomerasi ini memberikan dampak yang nyata bagi ekonomi masyarakat sekitar dan pengurangan jumlah pengangguran.
“Multiplier effect ada di sekitar sana, misalnya industri makanan, minuman dan lain sebagainya. Masyarakat akan meningkat,” katanya.
Ia mengatakan, tugas pemerintah selanjutnya yaitu bagaimana mengoptimalkan pemasaran dari produk rokok yang dihasilkan di APHT ini. Untuk sementara baru satu perusahaan yang aspek pemasarannya cujup bagus, sementara dua usaha lainnya masih perlu ditingkatkan.
“Untuk tahun ini tiga Perusahaan dulu kita perkuat, tahun depan mungkin bisa lima pengusaha pabrik di sana,” katanya.(ris)