Selong (Suara NTB)- Warga lingkungan Ketangga Kelurahan Kembang Sari Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur (Lotim) gempar pada Kamis 20 juni 2024 lalu. Seorang suami bernama Muhammad Nurul Anwar (30) diduga tega membunuh istrinya, Lilis Sukmawati (29). Kepada aparat kepolisian, Anwar mengakui perbuatannya. Ia tega menghabisi nyawa istrinya karena sakit hati tidak dibayarin utang. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lotim, AKP I Made Dharma Yulia Putra kepada media menjelaskan terduga pelaku ini sempat mencoba kabur setelah melakukan aksinya. Setelah diburu aparat Tim Opsnal Sat Reskrim Polres Lotim pada hari Jumat tanggal 21 Juni 2024 pukul 00.30 Wita, terduga pelaku berhasil diciduk di rumah ibu tirinya yang bertempat di Dusun Peneh Desa Montong Baan Selatan Kecamatan Sikur Kabupaten Lotim.
Nurul Anwar kini sudah diamankan di Mapolres Lotim guna proses hukum lebih lanjut. Honorer di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lotim ini diduga melakukan penganiayaan sebelum membunuh istrinya hingga tewas. Korban sendiri juga merupakan honorer juga di Loka Latihan Kerja (LLK), UPTD Disnakertrans Lotim. Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan polisi dari pelapor bernama Suhaeli yang merupakan ayah korban, korban mengalami penganiayaan berat hingga meninggal. Sore hari Kamis, pelaku sempat meminjam parang yang digunakannya menebas istrinya kepada tetangganya bernama Sapirin. Si pemilik parang ini pun telah dimintai keterangan dan telah menyampaikannya kepada keluarga korban atas nama Suhaeli yang menjadi pelapor kasus ini.”Saksi atas nama Sapirin memberitahukan kepada Pelapor bahwa terlapor yang juga suami korban meminjam sebilah Parang kepada saksi kemudian terlapor langsung pergi tanpa sepatah kata pun,” tutur Kasat Reskrim.
Pelapor merasakan firasat yang tidak enak lalu menelpon korban berkali-kali akan tetapi korban tidak bisa dihubungi. Selanjutnya, pelapor kembali menghubungi saksi untuk menyuruhnya pergi menuju rumah korban dan menemukan rumah korban dalam keadaan terkunci dari luar. Saksi merasa ada yang aneh lalu mendobrak paksa pintu rumah korban. Saksi kaget menemukan korban tergeletak di lantai dan berlumuran darah. Saat dicek, korban sudah dalam kondisi tak bernyawa.Terlihat dalam tubuh korban luka bekas sayatan senjata tajam pada bagian leher. Atas kejadian tersebut pelapor selaku orang tua korban merasa sangat keberatan dan melaporkannya ke Polres Lombok Timur untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Setelah melakukan penyelidikan tim mendapatkan titik terang ke salah seorang pelaku yang tidak lain merupakan suami korban, selanjutnya tim melakukan pengejaran terhadap pelaku dan mendapatkan informasi berada di Dusun Peneh Desa Montong Baan Selatan Kecamatan Sikur Kabupaten Lotim. Polisi berhasil menangkap terduga pelaku beserta barang bukti lainnya. Yakni satu bilah parang, 2 Unit Handphone, 1 Lembar kain warna Hitam, 1 Lembar kain warna Hitam, Baju+celana yang digunakan pelaku fan 1 Lembar jaket milik pelaku. (rus)
Nyambi Jadi Calo PMI
Muhammad Nurul Anwar, pelaku yang diduga membunuh istrinya, Lilis Sukmawati itu dikenal sebagai seorang honorer di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). Anwar diketahui memiliki banyak utang dari aktivitas pekerjaan sampingan lainnya, menjadi calo pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pekerjaan nyambi sebagai calo PMI ini disinyalir menjadi penyebab suami istri ini kerap terlibat cekcok. Diduga pelaku ini tega menghabisi nyawa istrinya lantaran sakit hati karena karena sering dimarahi korban. Hal ini sesuai pengakuan pelaku sendiri saat diwawancarai media di sela pemeriksaan di Mapolres Lotim, Jumat 20 juni 2024. Hutang yang melilit pelaku ini disinyalir karena PMI yang direkrut tak kunjung berangkat. Sementara uang CPMI sudah diambilnya.
Anwar menyebut sebanyak 41 orang CPMI yang sudah ia rekrut. Dari jumlah itu, 11 orang belum bisa berangkat ke negeri Jiran Malaysia akibat sempat terjadi moratorium beberapa bulan lalu. Biaya pemberangkatan dibebankan tiap CPMI Rp 3,5-4 juta. Istrinya konon tidak mau membantunya untuk mencari uang untuk membayar utang kepada para calon PMI tersebut. Dia pun sakit hati. Kemarahan Anwar memuncak pada pukul 15.00 saat pertengkaran dengan istrinya ini tak kunjung ada yang mengalah. Pelaku ini meminjam parang tetangganya. Ia pun langsung menebas sang istri di bagian kepala, leher dan tangan.
Akibat sayatan parang tajam milik paman korban yang dipinjam pelaku, menyebabkan nyawa korban tak bisa tertolong. Perilaku bejat pelaku dilakukan saat anak satu-satunya yang baru berusia tiga tahun tengah tertidur lelap. Setelah pelaku ini melampiaskan emosinya, sang anak kemudian dibawa ke rumah orang tuanya. Namun karena sering menangis lalu dibawa kembali ke rumah mertuanya. Menurut pengakuan Anwar, sang istri sempat berucap meminta maaf dua kali. Dihadapan penyidik, terduga pelaku ini mengaku sangat menyesal. “Itu saya lakukan spontan setelah meminjam parang yang digunakan untuk memotong daging hewan kurban,” demikian tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Lotim Akp I Made Dharma Yulia Putra kepada wartawan kemarin mengatakan akan memproses lebih lanjut kasus dugaan pembunuhan dilakukan pelaku. Orang tua korban, Suhaeli menyatakan keberatan dan sudah menyampaikan laporan ke polisi. Polisi sempat memburu pelaku setelah ke rumah orang tuanya di Kabar Kecamatan Sakra. Berdasarkan informasi kemudian, pelaku tengah berada di rumah ibu tirinya yang ada di Sikur dan polisi berhasil menangkapnya. Alasan utang nyawa melayang karena diduga pelaku nyambi jadi calo PMI ini pun mendapat sorotan dari pemerhati dunia ketenagakerjaan, Roma Hidayat. Dihubungi terpisah, Direktur Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) ini menyebut, honorer nyambi calo membuka mata semua pihak. Di mana, transaksi gelap di kantor pemerintahan ini sudah begitu mengakar.
“Pertanyaan lanjutan, kepala dinas dan atasan lainnya masa tidak tahu. Apa mereka kongkalikong?” tanya besar Roma Hidayat. Menurutnya, oknum pegawai Disnaker jadi calo ini bukan barang baru. ADBMI ini menyebut sudah sering menemukan fakta tersebut. Persoalan tersebut kata Roma perlu dibongkar bersama dengan melibatkan ombudsman. “Jangan jangan ini bukan kerja oknum, tetap bisnis gelap institusi Disnaker. Di mana semua pegawainya bermain dua kaki, ya jadi ASN , jadi calo juga. Itu sebabnya kenapa percaloan tidak bisa diberantas,” demikian tegasnya.
Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja (P2K2) Disnakertrans Lotim, Bambang Dwi mengatakan perekrutan yang dilakukan pelaku dilakukan secara pribadi. Bukan atas nama institusi Disnaker. Anwar kerjasama dengan PPMI. “Kami tidak tahu nama perusahaan yang bekerjasama dengan pelaku, dan pelaku hanya dapat fee dari perusahaan,” ucapnya. Beberapa bulan sebelum kejadian, sejumlah keluarga PMI datangi Kantor Disnakertrans Lotim. Anwar diakui sebelumnya berada di bidang P2KE. Tapi karena ada kasus PMI yang meninggal, kemudian dipanggil oleh Kepala Dinas. Kemudian pelaku di pindah ke Bidang Hubungan Industrial dengan tujuan pembinaan. (rus)