MENYADARI bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan ketersediaan obat dan makanan yang aman dan bermutu, BBPOM di MataramĀ memberikan pembekalan bagi mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB yang akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Pembekalan dilaksanakan di Aula UNU NTB selama tiga hari yang diikuti oleh 550 mahasiswa dari berbagai jurusan yang diterjunkan ke 42 desa di wilayah NTB.
Rektor UNU NTB, Dr. Baiq Mulianah, S.Ag, M.Pd.I, menekankan pentingnya peran mahasiswa KKN dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keamanan obat dan makanan. “Mahasiswa KKN harus menjadi agen perubahan yang mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali dan memilih obat serta makanan yang aman dan sehat. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melindungi kesehatan masyarakat,” ujarnya
Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan menyampaikan pelibatan mahasiswa KKN sangat strategis dalam mendukung pengawasan BPOM, terlebih mahasiwa KKN berinteraksi dengan masyarakat secara langsung selama KKN.
“Semoga semakin meningkatkan derajat kesehatan serta kesadaran masyarakat tentang arti penting obat dan makanan yang aman, bermutu dan berkhasiat / bermanfaatā ujar Yosef
Tim BBPOM di Mataram memberikan materi tentang komoditi obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan. Para mahasiswa juga diberikan tips praktis memilih obat dan makanan yang aman, Cek KLIK dan BPOM Mobile sebagai bekal edukasi kepada masyarakat di desa-desa yang akan mereka tempati selama KKN.
Ā āMasih banyak ditemukan obat keras yang dijual oleh sarana tak berwenang (kios, toko, pasar tradisonal), penyalahgunan obat ilegal (Tramadol, Trihexypenidil, Dextromethorpan) temuan kosmetik dan obat tradisional ilegal tanpa izin edar dan mengadung bahan berbahaya ataupun pangan mengadung bahan berbahaya seperti kerupuk mengandung boraksā sambung Yosef.
Ā āMelalui pembekalan ini diharapkan mahasiswa menjadi penyambung informasi obat dan makanan yang aman, serta melaporkan kepada BBPOM di Mataram jika melihat adanya produk ilegal atau tidak sesuai ketentuan. Ini sebagai salah satu upaya memutus mata rantai peredaran obat dan makanan ilegal yang beresiko terhadap kesehatan serta mendukung Indonesia Emas 2045ā pungkas Yosef.(bul)