spot_img
Senin, Desember 9, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEJuni, Nilai Ekspor NTB Turun 99,64 Persen

Juni, Nilai Ekspor NTB Turun 99,64 Persen

Mataram (Suara NTB) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor dalam neraca dagang NTB mengalami penurunan sebesar 99,64 persen pada Juni 2024 bila dibandingkan data bulan Mei 2024. ‘’Secara total penurunan ekspor hampir 100 persen, karena komoditas nontambang hanya (menyumbang) sekitar 1 persen kalau ada ekspor tambang,’’ ujar Kepala BPS NTB, Wahyudin di Mataram, Senin, 15 Juli 2024.

Izin ekspor tambang mineral dari NTB berakhir pada 31 Mei 2024 dan belum ada kejelasan kapan izin itu kembali diberikan oleh pemerintah pusat. Hal itu yang membuat ekspor tambang menyentuh angka nol dalam neraca dagang pada Juni 2024.

Fasilitas pengolahan hasil tambang atau smelter yang dibangun oleh PT Amman Mineral Industri di Sumbawa Barat sampai kini belum beroperasi. Wahyudin menuturkan ekspor Nusa Tenggara Barat bulan ini sepenuhnya ditopang oleh komoditas nontambang dengan nilai 1,81 juta dolar AS.

“Kami berharap ekspor nontambang secara terus menerus bisa meningkat karena itu menyangkut masyarakat NTB,” ujarnya.

Ekspor komoditas non tambang tersebut adalah komoditas ikan dan udang sekitar 57,63 persen dari total ekspor atau senilai 1,05 juta dolar AS. Kemudian, perhiasan dan permata sekitar 25,86 persen atau sekitar 470 ribu dolar AS.

Selanjutnya nilai ekspor batu kapur sebanyak 9,87 persen atau sekitar 179.197 dolar AS, ekspor daging dan ikan olahan sebesar 4,60 persen atau sekitar 83.512 dolar AS, ekspor mesin dan peralatan listrik sebanyak 1,55 persen atau sekitar 28.125 dolar AS, dan ekspor biji-bijian berminyak sebesar 0,48 persen atau sekitar 8.682 dolar AS.

Negara tujuan ekspor paling besar adalah Amerika Serikat dengan nilai 1,11 juta dolar AS atau setara 61,34 persen, Hongkong sebanyak 308.902 dolar AS atau setara 17,01 persen, dan China sebesar 193.948 dolar AS atau sekitar 10,68 persen.

“Ekspor non tambang mengalami penurunan. Pada Mei 2024, nilai ekspor bisa mencapai 5,55 juta dolar AS dan sekarang hanya 1,81 juta dolar AS atau terjadi penurunan 67,28 persen,” kata Wahyudin.

“Kami berharap kepada organisasi perangkat daerah yang menangani terutama perikanan dan tambang batu apung (untuk meningkatkan ekspor),” pungkasnya. (ant)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO