Mataram (Suara NTB) – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistika (BPS) NTB, Lombok Timur menjadi daerah dengan kunjungan wisata terendah di pulau Lombok per Juni 2024. Dari data yang dipaparkan BPS, kunjungan wisatawan di pulau Lombok tertinggi di Kota Mataram yaitu mencapai 63.550, disusul KLU 38.642, Lombok Barat 33.969, Lombok Tengah 30.614. Lombok Timur hanya mencatatkan 4.431 kunjungan.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata provinsi NTB, Jamaludin Malady mengatakan bahwa akan mengambil langkah terkait dengan fenomena ini. Yang mana, pihaknya akan mulai menyelenggarakan acara di Lombok Timur, salah satunya adalah melaksanakan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
“Kita bisa evaluasi kedepan dengan waktu yang masih ada beberapa bulan lagi untuk tahun 2024 ini. Tentu disana harus kita pindahkan kegiatan-kegiatan ke Lombok Timur,” ujarnya, Jum’at, 2 Agustus 2024.
Ia melanjutkan bahwa dua pekan lalu, telah dilaksanakan Karisma Event Nusantara (KEN) Alunan Budaya Pringgasela. Kegiatan ini berakhir sukses dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sementara itu, perihal kunjungan wisatawan, menurut mantan Kadis Perkim ini, sebenarnya, Lotim menjadi daerah dengan kunjungan wisatawan tertinggi di NTB, baik dari mancanegara, maupun nusantara.
Hanya saja data jumlah kunjungan ke daerah ini tidak dapat dihitung oleh BPS karena BPS hanya menghitung jumlah kunjungan tamu yang menginap di hotel bintang maupun non bintang.
“Sebenarnya Lotim paling banyak wisatawan mancanegara dan nusantara datang kesana. Tapi mereka tidak nginap di hotel, mereka camping, dia tidak masuk dalam hitungan BPS, kalau yang dihitung itu yang nginap di hotel Bintang dan non Bintang,” terangnya.
Menurutnya, rata-rata wisatawan ke Lombok Timur datang untuk mendaki gunung Rinjani. Sehingga, wisatawan ini tidak membutuhkan penginapan yang berakibat pada sedikitnya data pengunjung Lotim. “Yang nginap di post satu, post dua, post tiga, mereka tidak dihitung, padahal yang paling banyak kan kesana,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, setiap harinya, banyak wisatawan mancanegara yang mendaki gunung Rinjani, ada yang dari Malaysia, Cina, dan Singapura. Sehingga, walaupun jumlah kunjungan berdasarkan BPS paling sedikit, akan tetapi perputaran ekonomi di daerah ini jalan terus dan mengalami peningkatan.
“Bayangkan orang datang dari Malaysia, tiap hari dari Cina, dari Singapura, itu paling banyak wisata gunung. Mereka datang dari Bandara langsung ke Sembalun, dari Sembalun, itu persiapan naik langsung. Mereka tidak nginap tapi langsung naik, tapi restoran-restoran tetap dapat, karena mereka sebelum naik itu belanja,” jelasnya.
Oleh karena itu, Jamal mengatakan pariwisata Lombok Timur tidak kalah dengan pariwisata di daerah Lombok lainnya, hanya saja, data kunjungan wisatawan tidak dihitung karena rata-rata kunjungan ke daerah ini adalah untuk camping. (era)