Giri Menang (Suara NTB) – Aparat Penegak Hukum (APH) didorong untuk menelisik dan mengusut puluhan proyek yang mangkrak di Lombok Barat (Lobar). Sedikitnya terdapat 20 proyek telah dibangun dengan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp19,5 miliar lebih, namun disayangkan belum dimanfaatkan hingga kini.
Proyek yang didanai dari sumber APBD dan DAK (APBN) ini terdiri dari penataan kawasan wisata, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan senilai Rp13 miliar dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan nilai Rp6-6,5 miliar. Dinilai proyek-proyek ini tak memberi manfaat pada masyarakat maupun daerah berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dewan Pembina Jaringan Informasi dan Komunikasi Lombok Barat (Jarinkobar), Muazzam Fadli menyorot banyaknya proyek yang mubazir sia-sia dibangun Pemkab Lobar.
Dibangunnya proyek harusnya sesuai dengan niatan awal yakni untuk memberi dampak atau manfaat kepada masyarakat. Penyebabnya proyek ini mengrak perlu ditelisik baik oleh APH. Ia mendorong APH perlu turun menyelidiki kenapa proyek ini mangkrak. “Kalau saya ya segera APH bertindak, setidaknya menyelidiki, kenapa sampai mangkrak?,”tegas mantan ketua KONI Lobar ini, dikonfirmasi, Selasa, 6 Agustus 2024.
Pemkab dalam hal ini OPD juga didesak untuk mencari solusi bagaimana agar bisa dimanfaatkan atau dioperasikan. Jangan sampai, OPD justru kongkalikong dengan rekanan. “Ini jangan sampai OPD justru kongkalikong sama rekanan, mestinya OPD harus proaktif menekan rekanan (untuk bantu operasikan),”katanya.
Dari hasil penelusuran data dan informasi Suara NTB, sedikitnya terdapat tujuh proyek yang belum difungsikan maksimal. Di antaranya, bangunan Pasar Seni dan Kuliner di kawasan Pura Lingsar Desa Lingsar yang dibangun tahun 2016 dengan menelan anggaran Rp3,1 miliar tak dimanfaatkan.
Gedung Budaya Narmada senilai Rp2,6 miliar. Galeri UMKM Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar yang dibangun dengan anggaran Rp1,4 miliar. Kemudian fasilitas wisata gGunung Sasak Kecamatan Gerung, senilai Rp1,6 miliar.
Proyek art shop (pasar seni) dan kuliner di Lingsar yang menelan anggaran Rp3,1 miliar. Selanjutnya bangunan artshop pameran dan sentra tenun Kebon Ayu Gerung senilai Rp1,5 miliar dan trigona park Batulayar yang dibangun dengan biaya Rp1 miliar.
Dan proyek penataan kawasan Taman Narmada di Kebon Datu Desa Peresak, Kecamatan Narmada yang dibangun dengan anggaran Rp2,7 miliar. Selain itu, terdapat 13 TPS3R yang dibangun di Lobar. Delapan unit kondisinya mati suri dan lima TPS3R peralatannya sudah tidak ada, karena hilang dicuri. Kalau dirata-ratakan anggaran pembangunan satu TPS3R Rp500 juta, maka belasan TPS3R tersebut menelan biaya Rp6-6,5 miliar. (her)