Mataram (Suara NTB) – Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 tidak hanya sebagai agenda seremoni dan simbolis, melainkan pemaknaannya harus kuat dan luas. Masyarakat harus memiliki rasa tanggungjawab untuk sama-sama merawat negara ini agar berjalan dengan baik.
Walikota Mataram, Dr. H. Mohan Roliksana menyampaikan, kemerdekaan yang dinikmati saat ini tidak diraih dengan mudah, melainkan melaluli perjuangan panjang dan penuh pengorbanan. Setiap tetes darah dan nyawa yang gugur adalah bukti dari tekad dan cinta para pahlawan terhadap Tanah Air. Para pahlawan menyadari bahwa kehilangan Tanah Air berarti kehilangan kemerdekaan dan identitas negara. “Tanah air bukan hanya tempat kita berpijak, tetapi juga cerminan jati diri kita. Itu artinya, setelah kita merdeka, bukan berarti perjuangan berhenti sampai di sini,” ucapnya.
Sebagai generasi penerus, tugas generasi selanjutnya adalah menjaga dan mempertahankan Tanah Air. Mempertahankan ini tidak hanya wilayah dan kedaulatan negara, tetapi juga mengisi kemerdekaan dengan segala macam kegiatan yang bernilai positif.
Walikota mengingatkan, perayaan HUT RI tidak hanya sebagai seremoni dan simbolis saja tetapi pemaknaannya harus kuat dan luas. Tanggungjawab ini terutama atas apa yang sudah dibangun para pendahulu bangsa dengan tetap mengisi seluruh aspek kehidupan ini dengan penuh tanggungjawab dalam membangun bangsa ini. “Rasa cinta tanah air, taat pada konstitutsi dalam praktik bernegara dan mudah-mudahan lebih baik dan masyarakat memiliki rasa tanggungjawab untuk sama-sama merawat dengan baik,” harapnya.
Ia mengajak seluruh masyarakat berkontribusi dengan karya nyata dan pencapaian berkelanjutan, meneruskan cita-cita para pendahulu. Perjuangan pahlawan dalam mengusir penjajah tidak sia-sia.
Mohan dalam sambutannya menyampaikan, tema peringatan HUT RI ke-79 ‘Nusantara Baru, Indonesia Maju’. Tema ini memiliki makna khusus, karena di tahun 2024 adalah batu loncatan bersar bagi Bangsa Indonesia, karena sedang mengalami tiga transisi penting yang menentukan arah masa depan. Pertama, Pemerintah Indonesia sedang menyongsong Ibukota Baru Nusantara. Pemindahan ibukota ini bukan hanya sekadar perpindahan pusat pemerintahan, tetapi juga simbol transformasi untuk membangun Indonesia yang lebih merata dan berkeadilan. Ibukota baru ini diharapkan menjadi pusat inovasi dan penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kedua, pergantian pemimpin nasional yang akan membawa harapan baru dan semangat baru bagi seluruh rakyat Indonesia. Proses demokrasi yang telah dilalui adalah cerminan kedewasaan politik dan diharapkan pemimpin baru akan melanjutkan visi besar untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur.
Ketiga, Pemerintah Indonesia sedang menuju Indonesia Emas tahun 2045. Sebuah visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada peringatan 100 tahun kemerdekaan RI. Visi ini mengharuskan semua bekerja keras, bersinergi dan berinovasi untuk mencapai cita-cita besar tersebut. (cem)