Bocah yang masih duduk di kelas IV SD, bernama Alika Rahmatul Aini, merawat ayahnya yang sakit kanker. Anak kecil bermata indah itu tinggal seorang diri bersama ayahnya di gubuk sederhana di Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Kendati mengurus sang ayah, Alika tetap masuk sekolah.
“ALIKA tetap bersekolah sambil merawat ayahnya di sini,” kata Kepala Desa Banyu Urip, Selamet Riadi, kemarin. Ayah Alika yang bernama Andi saat ini berusia 38 tahun. Telah mengidap penyakit kanker kelenjar getah bening selama sekitar 1 tahun. Dengan itu, Alika yang menjadi anak tunggal harus merawat ayahnya yang terbaring di kasur. Karena ibunya, dua tahun lalu sudah meninggal dunia.
Dengan keadaan yang sama yakni terkena penyakit kanker kelenjar getah bening. Entah apa yang dipikirkan Alika, yang pasti dirinya sedih melihat kondisi ayahnya. Sehingga air matanya tak henti menetes yang membuat mata kecilnya itu memerah.
Tetangga bahkan orang-orang dari yayasan sosial banyak berdatangan menemui Alika dan ayahnya. Hanya sekadar memberi seadanya, atau sampai mencatat data Alika agar masuk sebagai penerima bantuan.
“Alhamdulillah saya posting video-video itu jadi viral. Banyak warga yang datang dari Gerung, Lingsar, Gunungsari, dalam empat hari ini. Kami bersyukur bisa membantu dalam keadaan seperti ini,” terangnya.
Keseharian Alika masih menyempatkan diri untuk bersekolah. Pada saat pulang sekolah di siang hari, dirinya melanjutkan untuk berjualan keliling. Jualan keripik yang dijajakannya dengan badan mungilnya itu. Yang kata para tetangga, paras cantik Alika diturunkan dari almarhumah Ibunya.
“Pulang sekolah dia pergi jualan juga. Mangkanya saya sedih sekali. Dengan kondisi ayahnya ini kita mau marah, ya bagaimana, mau maksakan juga bagaimana,” kata Selamet dengan iba.
Kades dan warga lainnya mencoba untuk merujuk ayah Alika ke Rumah Sakit agar mendapatkan perawatan yang intensif. Namun, terlepas dari segala upaya, ayah Alika menolak dirawat di rumah sakit, khawatir akan meninggalkan anaknya sendirian di tengah kekurangan.
Alika tetap menunjukkan keteguhan dan keberanian luar biasa dalam merawat ayahnya, meskipun beban yang harus ditanggungnya tidaklah ringan. “Kita mau rujuk ke Rumah Sakit, tapi ayahnya ini tidak mau karena kepikiran anaknya. Karena ini anak satu satunya. Saya berpikir bagaimana mengambil sikap sebagai pemerintah desa. Mangkanya saya coba viralkan,” imbuhnya.
Ia berharap, agar Dinas Kesehatan segera berkunjung. Untuk memberikan pemahaman kepada ayah Alika agar mau dirujuk ke Rumah Sakit. “Biar menjelaskan ke ayahnya agar mau dirujuk,” tambahnya. Dengan keadaan yang tak dipungkiri menajdi beban di pundak kecilnya, Alika mengaku bercita-cita menjadi dokter. Setelah melihat kondisi ayahnya yang sangat membutuhkan perawatan. Alika pun, mencoba tegar untuk mengiyakan agar ayahnya dirujuk dan dirawat di rumah sakit. (her)