Giri Menang (Suara NTB) – Sembilan nama calon Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dengan nilai terbaik sudah dikantongi Penjabat (Pj) Bupati H Ilham. Pj Bupati pun sudah mengajukan rekomendasi ke Komisi ASN untuk selanjutnya meminta rekomendasi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melantik tiga pejabat yang dipilih Bupati dari sembilan nama yang mendapatkan nilai terbaik tersebut.
Dalam pengisian jabatan ini, Pj Bupati membantah ada tekanan dari pihak mana pun maupun janji atau iming-iming kepada pejabat tertentu. “Alhamdulillah seluruh proses (seleksi) sudah dijalankan, dan tim Pansel sudah menyampaikan laporan hasil seleksinya dan kami sudah tindaklanjuti, kemarin pak Kepala BKD diteruskan, membawa ke Komisi ASN,” kata Ilham, akhir pekan kemarin.
Setelah rekomendasi dari KASN itu diperoleh, barulah dilanjutkan dengan mengajukan ke Kemendagri untuk izin melaksanakan pelantikan. “Tergantung Kemendagri nanti apakah mengizinkan ndak kita untuk pengisian, melantik,” terangnya. Begitu ada rekomendasi dari Kemendagri, pihaknya akan melakukan pengisian atau pelantikan. Sebab sudah jelas orang-orang yang akan dilantik, berdasarkan hasil seleksi. Tinggal ia memilih salah satu di antara tiga nama.
Tiga posisi kepala OPD ini urgen diisi, karena seperti Dinas Ketahanan Pangan kaitannya dengan penanganan inflasi. Harus ada yang terus membantu untuk melakukan koordinasi agar pengendalian inflasi berjalan dengan baik. Kemudian jabatan Staf Ahli Bupati, butuh segera diisi, karena saat ini tidak ada Wakil Bupati, namun adanya Sekda. Sehingga butuh tambahan person di posisi itu untuk memudahkan pengaturan (pembagian) banyak agenda kegiatan di Pemda.
Begitu pula jabatan Disnaker sudah lama kosong, diharapkan dengan semua jabatan ini terisi maka kinerja daerah bisa didongkrak.
Dalam pemilihan satu dari tiga nama olehnya, tentu mempertimbangkan banyak hal. Yang jelas dari sisi kompetensi, ranahnya sudah di tim Pansel yang hasilnya sudah ada. Semua aspek digodok oleh tim pansel, sehingga muncul tiga nama dengan nilai terbaik. Selanjutnya, ia memilih salah satunya.
Di antara banyak pertimbangan dalam memilih satu di antara tiga nama itu, Ilham mempertimbangkan baik secara objektif maupun Subyektif. “Kalau dinilai subyektif, misalkan harus ada kecocokan, chemistry kita dalam menjalankan koordinasi di antara yang ada itu,” imbuhnya.
Ia juga akan mempertimbangkan dari gender atau keterwakilan perempuan. Itu kata dia, porsi Bupati nantinya yang menentukan. Yang jelas tidak keluar dari tiga nama itu (hasil Pansel). Ditanya apakah Bupati mendapatkan tekanan atau bisikan dari kalangan tertentu, entah itu untuk memilih pejabat yang sebelumnya, diduga ada desas desus sudah diiming-iming posisi jabatan? Ilham menjawab, bahwa boleh ditanya pansel.
Ilham mengklaim ia tak pernah bertanya soal pejabat yang ikut pansel. Ia hanya menekankan pada tim Pansel agar secara kompetensi, siapa terbaik yang berada di tiga besar. Dan ia akan menyikapi setelah masuk tiga besar.
Ditanya apakah ada tekanan? Ia mengaku tidak ada. ‘’Tidak ada tekanan,” tegasnya. Kalau ada yang berharap si A si B terpilih tentunya hal wajar. “Apapun pilihan kami, ini yang dipertimbangkan dengan segala kebutuhan disaat nanti mengambil keputusan (satu nama),” ujarnya. (her)