Praya (Suara NTB) – Proses pembangunan Rumah Sakit Yatim dan Dhuafa yang digagas Yayasan Yatim Tersenyum Lombok Tengah (Loteng) hingga sejauh ini belum bisa dimulai. Sejumlah kendala disebut-sebut jadi batu sandungan molornya rencana pembangunan rumah sakit yang dihajatkan bagi anak yatim serta kaum dhuafa tersebut. Salah satunya proses hibah lahan eks Pasar Labulia yang akan jadi lokasi pembangunan, dari Pemkab Loteng ke Yayasan Yatim Tersenyum belum diselesaikan sampai saat ini.
Pemerintah daerah disebut-sebut masih terkendala beberapa persoalan di lapangan, sehingga belum bisa memproses hibah lahan untuk lokasi pembangunan rumah sakit yang diperkirakan butuh anggaran hingga Rp 40 miliar tersebut. “Hibah lahannya masih sedang kita proses,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Loteng H.L. Firman Wijaya, S.T., M.T., kepada Suara NTB, di kantornya akhir pekan kemarin.
Pihaknya masih harus menuntaskan sejumlah masalah yang ada di lapangan. Misalnya, kejelasan batas dan luas lahan. Mengingat, lokasi tempat pembangunan rumah sakit itu bersinggungan langsung dengan lahan warga.
Jadi kepastian soal lahan harus benar-benar diselesaikan terlebih dahulu. Baru setelah itu proses hibah lahan bisa dilakukan. “Status lahan harus benar-benar tuntas dulu. Baru proses hibah lahannya dilakukan,” tandas Firman.
Awalnya sembari menunggu proses hibah lahan selesai, pihaknya sebut Firman yang Ketua Yayasan Yatim Tersenyum Loteng ini, berencana akan melakukan droping material untuk keperluan perataan tanah. Sebagai bagian dari persiapan awal sebelum groundbreaking dilakukan nantinya. Tapi persoalannya di sebelah barat lahan tersebut ada sungai dengan kedalaman sekitar 3 sampai 4 meter.
Terkait hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Loteng, sedang berkomunikasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) I untuk dicarikan solusinya. Pihaknya mengklaim sudah ada kesepahaman awal kalau badan sungai akan dipasangkan bronjong oleh pihak BWS, mengingat yang punya kewenangan adalah pihak BWS.
Pemasangan bronjong tersebut diharapkan memperkuat struktur lahan tersebut. Dengan begitu, potensi terjadinya longsor saat pengerjaan rumah sakit atau setelahnya nanti, bisa diantisipasi sejak dini. “Yang jelas pembangunan rumah sakit yatim ini terus berproses. Meski belum bisa kita pastikan kapan pembangunannya dimulai. Karena harus menyelesaikan beberapa persoalan di bawah dulu,” imbuhnya.
Sebelumnya, saat menghadiri perayaan HUT yang ke 129 Desa Labulia tengah pekan kemarin, Bupati Loteng H.L. Pathul Bahri, S.IP.M.AP., menegaskan komitmen pihaknya untuk mewujudkan pembangunan rumah sakit yatim tersebut yang rencananya dibangun di atas lahan eks pasar Labulia. Saat ini anggaran yang tersedia untuk mengawali pembangunan rumah sakit tersebut baru sekitar Rp 2 miliar dari total kebutuhan anggaran mencapai lebih dari Rp 40 miliar.
“Anggaranya masih terus diupayakan bersama,” jelasnya seraya berharap dukungan dari masyarakat di daerah ini. Agar rumah sakit yang nantinya akan dikelola oleh tahfiz penerima program bea siswa kedokteran dari Yayasan Yatim Tersenyum itu bisa terwujud. (kir)