spot_img
Rabu, Oktober 9, 2024
spot_img
BerandaNTBPrediksi BMKG, Hujan Turun Akhir September 2024

Prediksi BMKG, Hujan Turun Akhir September 2024

Mataram (Suara NTB) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Nusa Tenggara Barat memprediksi terjadinya penurunan hujan di akhir bulan September 2024.

Forecaster on duty BMKG NTB, Angga Permana dan Suci Agustiarini mengatakan akan terjadi penurunan hujan kategori rendah di hampir seluruh wilayah NTB. Dan akan terjadi penurunan hujan sedang di beberapa daerah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

“Pada dasarian III September 2024 (21 – 30 September 2024) Sebagian besar wilayah NTB berpotensi terjadi hujan dengan katagori rendah (20 – 50 mm/dasarian) dengan probabilitas 20 – 100%. Terdapat potensi hujan di wilayah NTB dengan katagori sedang (50 – 100 mm/dasarian) di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Barat bagian utara, Lombok Tengah bagian utara, Sumbawa Barat dan sebagian Kabupaten Sumbawa bagian barat dengan probabilitas 20 – 80%,” jelasnya.

Di pertengahan bulan September ini, beberapa daerah di NTB mengalami penurunan curah hujan dengan kategori rendah, seperti yang terjadi Kota Mataram.

Diketahui, Sifat hujan pada dasarian II September 2024 di wilayah NTB bervariasi. Ada yang Bawah Normal (BN) hingga Atas Normal (AN). Curah hujan tertinggi di pos hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 87 mm/dasarian.

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori Sangat Panjang, yaitu antara 31 – 60 hari. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Palibelo Teke, Kabupaten Bima yang bisa berlangsung selama 147 hari.

Berdasarkan hasil monitoring Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino-Southern Oscillation (ENSO), pada awal September 2024, Indek Dipole Mode menunjukkan angka 0.27 (Netral), dan indeks ENSO bernilai -0.29 (Netral). IOD Netral diprediksi berlangsung hingga Februari 2025.

Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina mulai Oktober 2024. Aliran massa udara pada pertengahan Septmeber 2024 masih didominasi oleh angin timuran. Saat ini Madden Julian Oscillation (MJO) terpantau tidak aktif di phase 4 dan 5.

MJO diprediksi tidak akan aktif sampai dengan akhir September 2024. Tidak aktifnya MJO di phase 4 dan 5 berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Meski diprediksi akan terjadi hujan, namun tetap saat ini daerah NTB memasuki zona merah kekeringan. Berdasarkan pantauan BMKG, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan potensi Siaga, dan Awas.

Level Siaga kekeringan dialami oleh beberapa kawasan di Kabupaten Dompu seperti Kecamatan Dompu, Huu, Kilo, Pajo, Woja. Kabupaten Bima di dua kecamatan, yaitu Madapangga, Soromandi. Lombok Timur di Kecamatan Sambelia. Sumbawa di lima kecamatan, yaitu Labuhan Badas, Moyo Utara, Rhee, Unter Iwes.

Level awas kekeringan dialami oleh Kabupaten Bima kecamatan Palibelo. Oleh karenanya, BMKG menghimbau agar masyarakat tetap menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien. Selain itu, perlu juga waspada akan terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta bencana kekeringan yang umum terjadi di musim kemarau.

“Adanya potensi hujan di akhir September 2024 mendatang, masyarakat dihimbau agar dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan. Masyrakat juga perlu mewaspadai adanya potensi terjadi hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba – tiba,” tutupnya. (era)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO