Mataram (Suara NTB) – Universitas Mataram (Unram) menyelenggarakan Kegiatan Penghijauan Penanaman Mangrove dan Clean Up Pantai Cemara sebagai bagian dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-62 Unram yang mengusung tema “Transformasi Menuju World Class University Menuju Indonesia Emas,”. Kegiatan ini berlangsung di Pantai Cemara, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen, termasuk mahasiswa, dosen, masyarakat setempat, dan pemerintah daerah sebagai upaya rehabilitasi mangrove yang sejalan dengan misi Unram untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan serta mendukung program nasional dan daerah terkait pelestarian lingkungan.
Ketua Pokja Pengelolaan Mangrove Daerah Provinsi NTB sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik Unram, Prof. Dr. Siti Hilyana, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa mangrove merupakan isu internasional dan bukan lagi hanya menjadi isu nasional. Degradasi mangrove di indonesia sendiri cukup tinggi bahkan di NTB mencapai 78,12 persen.
“Degradasi mangrove di Indonesia itu cukup dahsyat bahkan di NTB sendiri 78,12 persen sudah mengalami degradasi. Ini adalah ancaman yang sangat serius karena terjadinya degradasi mangrove, ketika kita berbicara sektor maritim mangrove adalah ekosistem emas yang merupakan jantung dunia. Jika hutan adalah paru-paru dunia, maka mangrove adalah jantungnya. Bila mangrove hilang maka sektor maritim akan berhenti berdenyut, berdampak besar pada sektor perikanan yang tentu akan berdampak sangat besar pada manusia,” pungkas Prof. Nana.
Prof. Nana menyebut bahwa degradasi 78,12 persen ini terjadi karena adanya konversi lahan mangrove menjadi lahan permukiman, jalan, penggunaan batang mangrove untuk dijadikan kayu bakar, disebabkan pula akibat dari pengembangan udang besar-besaran di Indonesia.
Prof. Nana lebih lanjut memaparkan bahwa Unram telah melakukan rehabilitasi mangrove di Pantai Cemara sejak tahun 2003.
“Sejak 2003 kita melakukan rehabilitasi di Pantai Cemara, walaupun pada saat itu kita hanya berbicara tentang sektor kelautan dan perikanan bersama kehutanan saja dan kita mulai dari bibit hanya 250, meningkat menjadi 1000 bibit, lalu 15.000 bibit dan seterusnya,” ucapnya.
Dies Natalis ke-62 Unram ini turut serta memainkan perannya, Unram ikut mengambil bagian dalam rehabilitasi mangrove dan mengambil bagian dalam masyarakat. Ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Unram sebagai perguruan tinggi dalam pembangunan masyarakat dan membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang ada.
“Kita juga terus melakukan pemberdayaan masyarakat dan terus mengajak mereka untuk turut ikut serta terlibat sehingga ini dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan mangrove,” ungkapnya.
Gubernur Provinsi NTB yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas Dies Natalis ke-62 Unram yang salah satu bentuk kegiatannya adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
“Kami Pemda NTB sendiri memiliki salah satu misi yaitu NTB Hijau dan program zero waste yang yang bapak ibu dengar lima tahun terakhir juga mengantarkan kita mendapatkan apresiasi di kancah internasional. Dari paparan yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unram tadi menjadi logis karena bagaimana pelestarian lingkungan ini bisa integrasikan dalam dunia pendidikan,” ungkap Aidy.
Kegiatan ini juga merupakan bentuk dukungan nyata Unram terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan ekosistem pesisir yang berkelanjutan. Melalui partisipasi aktif dalam menjaga mangrove dan kebersihan pantai, Unram mempertegas komitmennya untuk berperan dalam pembangunan berkelanjutan dan mendukung masa depan Indonesia yang lebih hijau dan inklusif. (ron/*)