Mataram (Suara NTB)-Di zaman sekarang, sepeda motor menjadi salah satu alat transportasi paling efektif untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah mengantar anak ke sekolah atau sekedar mengajaknya jalan-jalan sore. Namun, masih banyak orang tua yang kurang memperhatikan keselamatan saat membonceng anak, seperti menempatkan anak di posisi depan motor.
Meski alasan seperti anak merasa lebih senang, bisa melihat pemandangan, atau lebih nyaman terdengar sederhana, faktanya, membonceng anak di depan bisa sangat berbahaya. Berikut beberapa potensi risiko dari kebiasaan tersebut:
1. Benturan Kepala Anak – Ketika terjadi pengereman mendadak, kepala anak dapat terbentur ke bagian speedometer.
2. Terjepit oleh Pengendara – Pengereman mendadak juga bisa membuat anak terjepit di antara pengendara dan stang motor.
3. Paparan Udara Berbahaya – Terpapar angin atau debu dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anak.
4. Mengurangi Pandangan Pengendara – Anak yang duduk di depan bisa membatasi pandangan pengendara, sehingga memperlambat respons terhadap kondisi jalan.
5. Mengganggu Kendali Motor – Posisi anak di depan bisa mengganggu stabilitas kemudi, yang bisa membahayakan di situasi darurat.
6. Salah Komunikasi dengan Pengguna Jalan Lain – Anak yang duduk di depan bisa secara tidak sengaja menyalakan lampu sein atau menekan klakson, yang membingungkan pengguna jalan lainnya.
Melihat berbagai risiko tersebut, sangat penting bagi orang tua untuk #Cari_Aman ketika membonceng anak. Berikut adalah beberapa tips keselamatan berkendara dengan anak:
1. Perlengkapan Berkendara Lengkap untuk Anak
Anak wajib menggunakan perlengkapan berkendara seperti helm dan jaket, sama seperti pengendara, karena risiko yang dihadapi sama.
2. Posisi Anak di Belakang
Pastikan anak duduk di belakang dengan posisi tubuh lurus dan rapat dengan pengendara, sehingga anak bisa lebih mudah menjaga keseimbangan dengan memegang erat tubuh pengendara.
3. Anak Harus Siap untuk Dibonceng
– Pastikan kaki anak sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dengan benar.
– Ingatkan anak untuk tidak bermain-main dengan kakinya saat di atas motor agar tidak tersenggol kendaraan lain.
– Pastikan tangan anak bisa memegang pengendara dengan kuat atau gunakan sabuk khusus untuk meningkatkan keamanan.
4. Atur Kecepatan
– Hindari akselerasi mendadak untuk mencegah anak terlempar ke belakang.
– Jangan bermanuver tajam atau mengerem mendadak, karena bisa membuat anak kehilangan keseimbangan.
5. Atur Waktu, Kondisi, dan Jarak Perjalanan
– Hindari berkendara jarak jauh atau dalam kondisi cuaca yang buruk agar anak tidak kelelahan.
– Pilih waktu berkendara yang nyaman, seperti pagi atau sore hari, untuk menghindari panas terik.
6. Sering Periksa Kondisi Anak
– Lakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan anak tidak mengantuk, kelelahan, atau merasa tidak nyaman.
7. Selalu Patuhi Rambu Lalu Lintas dan Utamakan Keselamatan
Ketika kita membonceng anak, tanggung jawab keselamatan berlipat ganda. Jangan lupa selalu mematuhi peraturan lalu lintas dan mengutamakan keselamatan di setiap perjalanan.
“Sebagai orang tua, kita perlu memastikan keselamatan anak saat membonceng di sepeda motor. Tidak hanya untuk kenyamanan, tapi juga untuk mengurangi risiko kecelakaan. Dengan selalu #Cari_aman, kita bisa membuat perjalanan bersama anak lebih menyenangkan dan aman,” ujar Chrystian David Marketing Manager Astra Motor NTB.
Dengan memperhatikan tips di atas, orang tua bisa memastikan pengalaman berkendara bersama anak menjadi aman dan nyaman. Ingat, keselamatan adalah prioritas utama, baik untuk diri sendiri maupun si buah hati. #Cari_Aman.(bul)