Selong (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tengah melakukan analisa terhadap dampak galian C pada lahan-lahan pertanian. Hasil analisa ini nantinya sebagai bahan acuan untuk langkah tindak lanjut.
“Kita lakukan analisa dulu baru bisa ngomong,” ungkap Kepala Dinas Pertanian, Sahri secara singkat ketika ditanya soal persoalan dampak limbah tambang galian C yang selama ini banyak dikeluhkan petani di Desa Tirtanadi, Korleko dan Kerleko Selatan Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lotim, Kamis, 17 Oktober 2024.
Sahri enggan bicara lebih lanjut soal apa saja langkah selanjutnya yang akan dilakukan ketika mengetahui adanya keluhan petani. Dalam hal ini, dirinya tidak bisa bicara banyak dulu sebelum mengetahui hasil analisanya terkait dampak yang dikeluhkan tersebut.
Diketahui, akibat limbah tambang galian C ini membuat warga di Desa Korleko ini sempat melakukan aksi di depan Kantor Bupati Lotim, depan Gedung DPRD Lotim dan Polres Lotim. Petani menuntut agar tambang galian C ini ditutup.
Terakhir petani juga melakukan rapat dengar pendapat dengan para wakil rakyat Lotim. Tuntutan petani tetap satu, ingin tambang galian C yang telah membuat air irigasi keruh ini ditutup.
Amaq Adi alias Amaq Badrun, Pekasih wilayah Subak Bunut desa Korleko Selatan menjelaskan sudah 12 tahun lamanya petani mengeluhkan fakta penyakitan air irigasi keruh. Air keruh ini sudah nyata membuat produktivitas lahan pertanian di wilayahnya merosot.
Disebut, ada puluhan hektar lahan pertanian di wilayahnya ini terkena dampak buruk galian C. Material galian C membawa lumpur dan batuan karang yang jelas merusak tanaman. Air keruh ketika digunakan mengairi lahan pertanian akan membuat lahan makin kurus. Pasalnya, pupuk yang ditaburkan ke tanaman tidak bisa bereaksi, karena tehadang oleh material. Pori-pori tanah menjadi berkurang. Hal ini membuat lahan tidak subur.
Selama belasan tahun ini juga petani di Subak Bunut ini sebagian besar tidak berani tanam padi. Petani lebih banyak tanam tanaman seadanya. Pasalnya, kalau tanaman padi membutuhkan air yang harus tetap jernih. Karena itu, petani minta pemerintah segera bersikap tegas dengan menindak penambang yang notabenenya sebagian besar melakukan penambangan tidak sesuai prosedur. (rus)