spot_img
Kamis, November 7, 2024
spot_img
BerandaHEADLINESiap Bantu Pemekaran Dikbud NTB

Siap Bantu Pemekaran Dikbud NTB

KABINET Merah Putih bentukan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan pemekaran di beberapa Kementerian. Salah satunya adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbutristek) yang dipecah menjadi tiga. Menjadi Kementerian Pendidikan Dasar (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), serta Kementerian Kebudayaan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Dikbud) Provinsi NTB, Dr. Aidy Furqan mengatakan pihaknya siap untuk membantu pemekaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB jika daerah mengikuti jejak pusat untuk melakukan pemecahan. Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu langkah apa yang akan diambil Pemprov NTB terkait pemecahan kabinet ini.

“Kalau strukturnya nanti daerah meminta saya mengusulkan untuk menyiapkan Dinas Kebudayaan saya siapkan,” ujarnya kepada Suara NTB, Selasa, 22 Oktober 2024.

Ia menjelaskan, dirinya pernah melakukan pemecahan Dikpora menjadi Dispora. Yang mana saat melakukan pemecahan, hal utama yang perlu diperhatikan adalah bobot kerja. Oleh karena itu, untuk melakukan pemecahan Dikbud NTB, perlu dilakukan perhitungan mengenai bobot kerja di instansi tersebut.

“Ketika bobot kerja memenuhi kriteria dan anggaran daerah siap menopang, lebih bagus dia dipecah,” lanjutnya.

Menurutnya, pemecahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat berdampak pada peningkatan bobot kerja, yang mana setiap pegawai atau pejabat akan terfokus untuk mendorong instansinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Kebudayaan tidak akan hilang dari sekolah, malah lebih massif. Pekerjanya lebih massif dan pengawalannya lebih kuat,” katanya.

Adapun dengan adanya pemecahan ini, dikatakan tidak akan berpengaruh terhadap program Sabtu Budaya di lingkup pendidikan. Menurut Aidy, Sabtu Budaya ini sudah menjadi kebiasaan sehingga walaupun Dikbud dipecah, kegiatan ini akan tetap berlangsung.

“Itu sudah kebiasaan. Kebiasaan anak berkreasi, kebiasaan anak olahraga, kebiasaan anak bangun mental, kebiasaan anak untuk bersihkan lingkungan, engga ada masalah (tetap berlanjut, red),” pungkasnya. (era)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO