Mataram (Suara NTB) – Warga Dusun Kelongkong, Desa Bilelando, Kecamatan Praya Barat mengatakan bantuan air bersih dari Plan Indonesia bagaikan mimpi bagi mereka. Pasalnya, sudah berpuluh-puluh tahun warga tidak pernah merasakan air bersih. Meski air di daerah ini melimpah, namun air tersebut berasal dari laut sehingga tidak bisa digunakan untuk memasak dan minum oleh warga sekitar.
Seorang warga Dusun Kelongkong, Haniful mengatakan dia tidak pernah merasakan mandi menggunakan air tawar sejak dirinya masih kecil. Kini di usianya yang mencapai 50 tahun, ia selalu menggunakan air laut untuk mandi dan mencuci. Sementara untuk minum, ia membeli air galon dengan harga Rp5 ribu per galon.
“Sumur dalam rumah airnya asin, itu dipakai mandi saja. Tidak untuk minum,” ujarnya kepada Suara NTB, Jumat, 25 Oktober 2024.
Warga lainnya, Rudi Handoyo berharap bantuan Plan Indonesia ini mampu mengalirkan air bersih ke desanya. Karena, beberapa kali ada bantuan ke Desa Bilelando, namun tidak sampai ke Dusun Kelongkong karena dusun ini berada paling selatan dan cukup jauh dari sumber air tawar di Bilelando.
“Seperti mimpi bagi kita kalau ada air bersih yang sifatnya permanen. Dulu pernah dijanjiin tapi hanya iming-iming, cuma mesinnya aja yang ada, airnya tidak sampai sini,” ujarnya.
Rudi mengungkap bahwa warga Dusun Kelongkong sudah terbiasa menggunakan air pantai untuk kehidupan sehari-hari. Namun, jika ada bantuan air bersih, dirinya beserta warga lain akan sangat bersyukur karena sudah lama warga menantikan air bersih yang melimpah dan tak terbatas.
Adapun Dusun Kelongkong menjadi daerah rutin yang mendapat bantuan air bersih dari pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten, maupun Pemerintah Provinsi. Tapi bantuan air dari pemerintah ini dikatakan sangat terbatas, yang mana masyarakat hanya boleh mengambil 150 liter yang akan digunakan untuk satu minggu.
“Bantuan dari BPBD, Dinsos, PDAM tapi kadang-kadang empat kali sebulan. Bantuan pemerintah belum mencukupi kebutuhan sini. Jatah per rumah sekitar 150 liter seminggu, er kepala keluarga,” katanya. (era)