Mataram (Suara NTB)-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB menyatakan total produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 1,45 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sebanyak 85,09 ribu ton GKG (5,53 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 1,54 juta ton GKG.
Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin mengatakan, produksi padi di Provinsi NTB sepanjang Januari−September 2024 diperkirakan sebesar 1,30 juta ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 108,31 ribu ton GKG (7,67 persen) dibandingkan Januari−September 2023 yang sebesar 1,41 juta ton GKG.
Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) September 2024, potensi produksi padi sepanjang Oktober−Desember 2024 ialah sebesar 149,67 ribu ton GKG. Dengan demikian, total produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 1,45 juta ton GKG.
“Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi di bulan Maret sebesar 410,34 ribu ton GKG, dan produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi di bulan April sebesar 376,50 ribu ton GKG. Sementara produksi padi terendah pada 2023 terjadi di bulan Desember sebesar 28,76 ribu ton GKG dan pada 2024 terjadi di Bulan Januari sebesar 33,13 ribu ton GKG,” ujar Wahyudin saat menyampaikan berita statistik yang digelar di Kantor BPS NTB, Jumat, 1 November 2024.
Meskipun produksi padi di NTB tahun 2024 mengalami penurunan sekitar 5,53 persen, namun pada dasarnya produksi padi NTB tetap surplus karena jumlah yang mampu diproduksi petani melebihi kebutuhan masyarakat dalam daerah. Kebutuhan masyarakat sekitar 800 ribu ton per tahun, sehingga ada sisa dari hasil produksinya.
Ia menjelaskan, tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Lombok Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima.
“Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2024 terjadi di beberapa wilayah seperti Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Sumbawa Barat. Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami peningkatan produksi padi yaitu, Kabupaten Dompu, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari−September 2024 diperkirakan setara dengan 742,57 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 61,69 ribu ton (7,67 persen) dibandingkan Januari−September 2023 yang sebesar 804,26 ribu ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2024 ialah sebesar 85,24 ribu ton. Dengan demikian, total produksi beras pada 2024 diperkirakan sekitar 827,81 ribu ton, atau mengalami penurunan sebesar 48,47 ribu ton (5,53 persen) dibandingkan produksi beras pada 2023 yang sebesar 876,27 ribu ton.(ris)