Mataram (Suara NTB) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram menggelar debat kandidat kedua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Mataram, Senin, 18 November 2024. Kedua kontestan memiliki komitmen menjadikan ibukota provinsi ini menjadi lebih baik serta mulai membangun dari kampung.
Pasangan calon H. Lalu Aria Dharma dan Weis Qurnain (AQUR) mengenakan kemeja berwarna putih dengan celana berwarna krem. Sementara, pasangan calon Dr. H. Mohan Roliskana mengenakan baju kemeja berwarna abu kombinasi celana hitam. Sementara, TGH. Mujiburrahman menggenakan jas berwarna putih kombinasi sarung putih dan peci putih.
Ketua KPU Kota Mataram, Edy Putrawan mengatakan, debat kedua ini merupakan debat terakhir yang digelar sebelum memasuki masa tenang. Kota Mataram sebagai epicentrum pendidikan, pemerintahan serta pusat peradaban dan wajah Provinsi Nusa Tenggara Barat diharapkan pelaksanaan pilkada yang damai dan riang gembira. “Tentu kami berterima kasih atas dukungan moral dan moril semua pihak sehingga bisa dilaksanakan kegiatan dengan lancar dan damai,” terangnya.
Ia yakin pelaksanaan Pilkada Kota Mataram akan berjalan damai dan riang gembira karena masyarakat Kota Mataram adalah orang-orang yang berpendidikan.
Pada sesi debat kedu tersebut, calon Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana memaparkan visi-misi bahwa permasalah komplek tidak hanya ditandai dengan pembangunan fisik, tetapi manusia yang tumbuh berkembang dengan ide dan gagasan sesuai pertumbuhan zaman. Kota menjadi penampung ruang kebahagian, sehingga penting tidak hanya ekonomi melainkan kepentingan sosial. Dengan itu masyarakat bangga dengan kota tetapi dirindukan warganya.
Menurutnya, masyarakat datang ke kota dengan berbagai kepentingan. Konsentrasi kota menciptakan kemajukan sehingga pemerintah harus hadir dengan memeluk seluruh kepentingan masyarakat.
Berdasarkan pemahaman dan pengetahuan akan berupaya menghadirkan Kota Mataram menjadi lebih baik. Aspek-aspek berkaitan dengan hal-hal esensial untuk kepentingan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan sistem sosial masyarakat harus dirawat bersama-sama.
Visi dan misi telah disampaikan sebagai sebuah kepercayaan dan masyarakat memahami arah terhadap pembangunan Kota Mataram. Hal ini terlihat dari persepsi publik terhadap tingkat kepercayaan mencapai 82 persen.
Mohan mengakui, masih ada masalah yang belum dituntaskan, sehingga amanah diberikan masyarakat dapat dilaksanakan pada periode berikutnya.
“Kami akan memberikan gambaran utuh menjadikan program penting dan tanggung jawab memberikan informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat mengambil peran menjadikan Mataram harmoni,aman, ramah, unggul, dan mandiri,” terangnya.
Pasangan calon Walikota H. Lalu Aria Dharma mengatakan, AQUR tidak identik dengan debat melainkan harus akur dan harmoni tetapi kesempatan diberikan oleh penyelenggara akan dimanfaatkan. Dijelaskan, pasangan AQUR memiliki tagline membangun dari kampung. Membangun dari kampung dimaksud adalah identik dengan padat penduduk, pendidikan rendah, gelap gulita sehingga menjadi prioritas untuk memulai membangun.
Dalam pelaksanaan program terang Aria, pihaknya tidak akan mengandalkan program melainkan gerakan. Dua konsep ini akan dipadukan terutama memprioritaskan gerakan melibatkan swasta, BUMN, BUMD, lingkungan, dan RT. “Kita akan memprioritaskan gerakan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder,” terangnya.
Ujung tombaknya adalah kaling, sehingga program dibangun di kampung. Persoalan selama ini adalah ekonomi. Jika ekonomi terangkat maka seluruh masalah akan selesai. “Percuma dapat penghargaan kalau masyarakat harus berpikir apa dimakan besoknya,” katanya. Pihaknya akan membagi OPD di enam kecamatan sehingga pelaksanaan program berjalan dengan lancar. (cem)