spot_img
Minggu, Desember 15, 2024
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMPerolehan Suara HARUM Tak Lampui Target, AQUR Tunggu Penetapan dari KPU

Perolehan Suara HARUM Tak Lampui Target, AQUR Tunggu Penetapan dari KPU

Mataram (Suara NTB) – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliksana-TGH. Mujiburrahman atau HARUM cukup kecewa dengan hasil perolehan suara yang raih. Target suara 70 persen tidak melampui target. Sementara, pasangan calon nomor urut I H. Lalu Aria Dharma-Weis Arqurnaen menunggu penetapan dari komisi pemilihan umum.

Calon Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana ditemui pada, Kamis, 28 November 2024 menjelaskan, hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh tim pemenangnya tidak jauh berbeda dari hasil penghitungan suara di desk pilkada Kota Mataram. Perolehan suara pasangan HARUM 56,7 persen atau 115.513 dari 204.261 suara yang masuk.

Perolehan suara ini tidak mencapai target karena situasi politik yang tidak normal. Perkiraan sebelumnya dengan posisi pesta demokrasi berjalan dengan jujur dan partisipasi tinggi, maka hasil suara yang bisa diraup mencapai 70 persen. “Dua variable itu tidak berjalan dengan posisi yang kami harapkan, tetapi kami tetap bersyukur dengan hasilnya,” terangnya.

Rendahnya perolehan suara yang diraih berkorelasi dengan rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada tahun 2024 mencapai 63,71 persen. Tingkat partisipasi pemilih ini turun drastis dibandingkan Pilkada 2020 mencapai 67 persen dan Pemilu 2024 mencapai 70 persen. Mohan mencurigai ada kejenuhan dari masyarakat dengan peristiwa politik karena jaraknya sangat berdekatan dengan pemilu 2024. “Dampak dari pemilu ini cukup terasa sampai saat ini,” pungkasnya.

Mohan menambahkan, kemenangan yang diraih pada pesta demokrasi ini tidak akan dirayakan secara berlebihan. Hal ini juga telah disampaikan kepada para pendukung dan simpatisan untuk tidak merayakan secara euphoria.

Ia bersyukur bahwa Pilkada berjalan lancar dan kondusifitas terjaga sehingga diharapkan melalui peristiwa politik ini, masyarakat tercerdaskan atau literasi politiknya lebih baik dalam memilih pemimpin. “Sebenarnya ini menjadi ketauladan bagi kita sebagai kontestan untuk memberikan pelajara yang penting bagi Masyarakat dalam berpolitik dengan menggunakan cara-cara bermartabat, baik dan demokrasi yang sehat,” jelasnya.

Sehingga, masyarakat melihat pesta demokrasi itu sebagai instrument yang tidak hanya menggugurkan kewajiban melainkan ada tanggungjawab secara moril untuk mendapatkan pemimpin yang diharapkan masyarakat.

Dikonfirmasi terpisah, Calon Walikota Mataram nomor urut 1 H. Lalu Aria Dharma mengatakan, hasil rekapitulasi suara dari luar KPU sudah diperoleh dan dihargai. Perkara menang atau kalah memang harus ada dan secara pribadi harus bisa diterima. “Kalau tidak mau kalah maka janganlah ikut bertanding,” jawabnya.

Perolehan suara yang diraih 43 persen lebih menunjukan keseriusannya untuk maju dan bisa memberikan kontribusi memeraihkan pesta demokrasi di Kota Mataram. Menurutnya, kekalahannya sebagai kesatria tidaklah buruk.

Aria meminta para pendukung dan simpatisan menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU sebagai institusi resmi yang berwenang. “Sebagai bentuk penghargaan kita kepada KPU Kota Mataram,” demikian kata dia. (cem)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO