Mataram (Suara NTB) – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) NTB terus menggencarkan berbagai program kolaboratif. Salah satu fokus utamanya adalah menangani permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Lombok Utara (KLU).
BPMP NTB bersama Kantor Kementerian Agama KLU menggelar kegiatan verifikasi dan validasi (verval) data ATS yang melibatkan seluruh madrasah di KLU, pada Senin, 2 Desember 2024 dan Selasa, 3 Desember 2024.
Kegiatan ini dilaksanakan di MTs Nurul Islam Kecamatan Bayan meliputi wilayah Bayan dan Kayangan pada hari pertama. Serta di MA Al Istiqomah Kapu Kecamatan Tanjung, meliputi Tanjung, Gangga, dan Pemenang pada hari kedua.
Sebanyak 524 siswa madrasah di KLU tercatat sebagai ATS. Untuk memastikan keabsahan data tersebut, BPMP NTB menggandeng Kementerian Agama setempat dan melibatkan kepala sekolah serta operator madrasah dalam proses verval.
Kepala Kementerian Agama KLU Dr. H. Jalalussayuthy, S.S., M.Pd., menekankan pentingnya sinergi dalam kegiatan ini.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi. Operator madrasah memegang peranan penting, sehingga perlu dukungan dan koordinasi yang baik antara kepala sekolah dan operator. Saat ini, madrasah menjadi perhatian penting dengan fokus pada peningkatan mutu pendidikan, sejalan dengan arahan Menteri Agama untuk meningkatkan partisipasi sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPMP NTB, Katman, S.Pd., M.A., mengapresiasi langkah Kemenag Lombok Utara yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Ia juga menegaskan bahwa penyelesaian masalah ATS adalah bagian dari layanan negara untuk memastikan hak setiap anak dalam mendapatkan pendidikan.
“Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) menjadi salah satu indikator kualitas layanan daerah. Melalui verval ini, diharapkan data ATS yang valid dapat difasilitasi melalui layanan pendidikan yang ada. BPMP terus mendorong kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk bersekolah,” jelas Katman.
Ia juga menambahkan berbagai faktor seperti kondisi ekonomi keluarga, latar belakang sosial, dan akses ke sekolah menjadi penyebab kerentanan anak-anak putus sekolah. Oleh karena itu, verval akan terus dilakukan setiap kali terjadi perubahan data anak di lembaga pendidikan.
“Kegiatan ini mencerminkan komitmen BPMP NTB untuk mendampingi penyelesaian permasalahan ATS secara kolaboratif, sekaligus mendukung tujuan besar meningkatkan mutu pendidikan dan literasi di NTB,” pungkas Katman. (ron)