Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbawa, menemukan 68 kasus HIV atau meningkat satu kasus dibandingkan dengan tahun 2023 lalu sebanyak 67 kasus dengan rentan usai 20-60 tahun.
“Memang ada 68 kasus HIV yang kita tangani, dan rata-rata pasien tersebut saat ini masih dalam kondisi sehat dan tanpa gejala,” ungkap Kadikes kepada Suara NTB melalui Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL), H. Sarif Hidayat, Senin, 9 Desember 2024.
Dikatakannya, kasus HIV menjadi atensi Pemerintah karena masih saja ditemukan setiap tahunnya. Bahkan dari tahun 2010 hingga 2024 tercatat ada 361 kasus dan 110 diantaranya meninggal dunia termasuk di tahun 2024 ada satu kasus meninggal dunia.
“Kasus HIV ini tetap akan menjadi atensi kita karena tetap saja kita temukan setiap tahunnya dan trend kasusnya selalu meningkat,” ucapnya.
Penemuan kasus baru, tidak hanya karena kasusnya meningkat, melainkan aktifnya petugas medis melakukan kunjungan kepada masyarakat. Hal ini juga dilakukan untuk semakin menekan penyebaran kasus ini karena, masyarakat yang mengidap HIV pasti akan tertutup sehingga akan sangat sulit untuk dideteksi.
“Keaktifan kita menjadi faktor penting dalam meningkatkan temuan kasus tersebut dengan intens turun ke masyarakat sehingga tingkat penyebarannya bisa ditekan,” sebutnya.
Seraya menambahkan, selain melakukan upaya deteksi dini , pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah, terkait penyakit ini serta dampak yang diakibatkan. Karena selama ini hasil pantauan dilapangan, masyarakat masih belum begitu faham terkait penyakit yang mematikan ini.
“Kita tetap memberikan pengarahan kepada masyarakat dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, sekaligus pekerja hiburan malam. Sehingga angka penderita baru ini bisa semakin kita tekan,” ujarnya.
Disinggung terkait rentang usia yang paling banyak mengidap penyakit tersebut Haji Sarif menyebutkan, berdasarkan data yang diterima usia 20-29 tahun menjadi penyumbang tertinggi sebanyak 101 kasus. Dimana laki-laki sebanyak 67 orang dan perempuan sebanyak 34 orang.
“Kami akan terus masifkan sosialiasi kepada masyarakat terkait kasus tersebut sehingga masyarakat lebih waspada dan kasus itu bisa terus ditekan,” tukasnya. (ils)